Pria Ini Beberkan Pergulatan Hati dan Alasan Dibalik Rina Nose yang Memutuskan Lepas Hijab

Keputusan Rina Nose melepas hijabnya menimbulkan polemik hingga saat ini. Terbukti, berbagai kalangan turut menyorot dan memberikan tanggapan

Instagram

Tetapi karena pilihan yang bebas dari seorang Rina Nose yang otonom dan yang meyakini bahwa Tuhan yang dia imani telah membantunya menemukan diri dalam keutuhannya.

Rina Nose mengimani Tuhan sebagai Dia yang "Maha Penyayang dan Maha Baik", Tuhan yang tidak mudah menghukum seseorang hanya karena orang itu berhijab atau tidak berhijab.

Berikut postingan selengkapnya:

Sebelum dihebohkan oleh kecelakaan tunggal mobil yang ditumpangi Setya Novanto yang beradu dengan tiang listrik, ruang publik kita telah ramai dengan kisah Rina Nose, seorang selebriti cukup terkenal, yang memutuskan untuk tidak lagi mengenakan jilbab.

Padahal setahun belakangan Sang Artis dikenal telah "berhijrah" alias mengubah penampilannya menjadi seorang perempuan mengenakan busana muslimah.

Media sosial dan media konvensional menanggapi hal ini secara beragam.

Berbagai reaksi negatif mengemuka. Tidak kurang dari tokoh agama seperti AA Gym ikut berkomentar.

Reaksi publik terhadap perubahan penampilan Rina Nose ini terbilang kejam. Ada yang mencap dia sebagai ateis, ada pula yang mengatakan bahwa perubahan itu terjadi sebagai sebuah tindakan murtad.

Baca: Suami Lakukan Hubungan Terlarang dengan Jennifer Dunn, Wanita Ini Balas Lewat Komentar Sadis

Meskipun berbagai tudingan itu ditanggapi secara santai, misalnya dengan mengatakan bahwa "Apa pun keputusan saya, saya yakin beliau (Tuhan) yang lebih tahu" [1], Rina Nose sendiri tampak tidak bisa menutupi kegundahannya.

Dua elemen menarik bagi saya karena bersentuhan dengan tema-tema filosofis. Pertama, saya tertarik pada pernyataan Rina Nose bahwa perubahan yang dilakukannya bukan terjadi seketika; juga bukan karena dia hendak meninggalkan agama Islam.

Perubahan itu adalah sebuah proses yang cukup panjang. Rina Nose sudah lama memikirkan dan mempertimbangkannya, paling tidak selama dia mengenakan jilbab, atau setidaknya selama tujuh bulan terakhir sebagaimana yang diakuinya sendiri [1].

Dengan kata lain, perubahan ini adalah sebuah proses pergulatan hidup yang sangat eksistensial. 

Kedua, perubahan itu berkaitan dengan upaya Rina Nose mencari dan menemukan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap berbagai pertanyaan eksistensial-filosofis yang dia hadapi.

Pengakuan Rina bahwa keputusannya itu dipengaruhi oleh buku-buku filsafat yang dia baca harus dilihat sebagai upaya dia menemukan makna terdalam dari pencarian jati dirinya, dan filsafat menjadi salah satu narasi yang memuaskan dahaga jiwanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved