Diminta Jaga Asrama Sendirian,Wanita Alami Kejadian Janggal Tiap Malam,Selalu Dikamar Ada

Ada 3 pengawas bertempat di asrama bertingkat 2 ini. Aku dan Ustazah Diya ditempatkan di lantai dasar sementara Cikgu Laili ditempatkan di lantai paling atas.

Pada hari Minggu, Cikgu Laili absen di sekolah karena membawa tim hoki sekolah ke Terengganu. Beberapa saat yang lalu saya dan Ustazah Diya telah memeriksa tingkat atas dan bawah asrama.

Setelah memastikan tidak ada siswa lain di kamar, kami mengunci pintu masuk utama asrama. Tapi siapa yang di kamar mandi di lantai atas? Airnya juga jauh sekali. Aku terbangun dari tempat tidur dan mengintai di jendela kamar.

Dari jendela jendela aku melihat ke atas. Suara air masih ada tapi saya gagal mengenali kontak manusia. Di benak saya tidak akan ada siswa yang lupa menutup keran air saat tidak ada suara air. Ingin naik dan cek?

Tiba-tiba situasi menjadi sunyi. Tidak ada lagi suara air. Suasana yang sepi membuat bulunya berbulu.

Ini lebih mengerikan lagi untuk mengira saya hanya satu orang di asrama saat itu. Saya tidak peduli dengan ponsel saya. Tepat pukul 21.30. Setengah jam kemudian Ustazah Diya akan kembali dari tugasnya. Dalam hatiku aku berdoa semoga waktu berlalu dengan cepat.

Sementara saya ingin melanjutkan pekerjaan saya saat memeriksa buku pelatihan siswa, saya mendengar suara jejak kaki manusia yang berjalan ke lantai atas.

Aduh, mainkan pengejaran kali ini. Aku mulai berkeringat dingin. Jangan biarkan dia datang mengetuk pintu kamarku. Lalu saya membuka bagian ayat suci dari ponsel saya. Untuk sesaat, suaranya hilang.

 Aku menarik napas dalam-dalam sesaat setelah Ustazah Diya kembali ke kamar. Saya mengatakan kepada saya penyembahan dingin kepada Ustazah Diya.

Ternyata dia pernah mengalami gangguan yang sama minggu lalu saat saya bertugas.

Akhirnya, kami berdua saling pandang tanpa sepatah kata pun. Untungnya, kami hanya punya waktu tiga bulan untuk mengikuti sekolah ini.(*)