Tak Disangka Panbers Memulai Karir Musiknya di Kota Pempek, Karyanya Tak Lekang Oleh Waktu

Benny sempat dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (22/10/2017) kemarin. Namun hal itu disangkal putranya.

Editor: Hartati
Istimewa
Panbers alias Panjaitan bersaudara 

Baginya lirik itu roh sebuah lagu dan melodi adalah tubuhnya.

Grup legendaris ini seakan mengukuhkan kelebihan Benny Panjaitan sebagai seorang komposer dengan seabrek gagasan dan rasa yang hebat. 

Hal ini sudah dibuktikannya dalam perjalanan album Panbers maupun duetnya bersama Indah Permatasari, Deddy Dores, Atiek CB, dan Band Tuna Netra yang di asuhnya. 

Tak cukup sampai di situ, Ia bersama Panbers juga unjuk gigi merilis album yang diberi titel Menuju Era Ke-4 plus; album seri kolektor yang betul-betul orisinal.

5. Habiskan Masa Kecil di Palembang

Masa kecil mereka dilalui berpindah-pindah mengikuti penugasan sang ayah seorang bankir dan akhirnya menjadi salah satu direktur di Bank Rakyat Indonesia (BRI), hingga kemudian mereka sekeluarga pindah ke kota Palembang, Sumatera Selatan. 

Di kota inilah tempat mereka dibesarkan dan awal kegiatan bermusik Panbers bermula.

Setelah lebih kurang 15 tahun di Palembang, tahun 1965 ayah mereka dimutasi ke Surabaya, Jawa Timur, mereka pun ikut dan melanjutkan pendidikan di sana. 

Kegiatan bermusik yang telah dirintis sejak di Palembang diteruskan di Kota Buaya ini. 

Di sana mereka meneruskan lagi band keluarga, namun bukan lagi band bocah melainkan Band remaja yang masih SMA.

Mereka pun akhirnya serius menekuni jalur musik walaupun tetap diharuskan untuk menyelesaikan studi terlebih dahulu. 

Pada tahun 1969 inilah Panbers terbentuk di Surabaya dengan terdiri dari kakak-beradik kandung keluarga Panjaitan.

6. Prestasi Panbers

Panbers telah menciptakan lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik yang beraliran pop, rock, rohani, keroncong bahkan Melayu. 

Hampir semua lagu panbers adalah ciptaan dari sang vokali Benny Panjaitan

Mereka sudah membuat vasiasi lagu kurang lebih dalam 15 bahasa daerah Indonesia. 

Misalnya lagu “Gereja Tua” yang membuahkan piringan emas kesembilan untuk Grup Panbers telah dibuat dalam 10 versi bahasa daerah. 

Hal itu menjadi salah satu kekuatan group ini, disamping keutuhan mereka yang tak pernah mengalami perseteruan dan perpecahan yang mengakibatkan bongkar pasang personel.

Kelompok Panbers masih eksis meramaikan dunia musik Indonesia, tidak hanya aktif show-show ke daerah-daerah namun mereka juga masih meliris album. 

Selama lebih dari 4 dekade sejak pemunculan pertama 1972 seluruh Indonesia dari Medan sampai Merauke  sudah dikunjungi minus Banda Aceh. 

Berbagai panggung pertunjukan mulai Convention Hall kota-kota besar sampai lapangan bola terbuka di daerah-daerah terpencil pernah dijalani Panjaitan Bersaudara dalam rangka Tour-show.

Dalam perjalanan karier bermusiknya, Panbers telah menerima banyak anugerah penghargaan dari jumlah penjualan album yang mereka raih di pasaran maupun atas prestasi mereka. 

Sejak kemunculannya di TVRI pada 1972, Panbers mulai menerima penghargaan sebagai band yang cukup digandrungi. T

ahun 1975, Panbers menerima piringan emas untuk lagu “Bebaskan” yang digemari pada tahun 1974 sampai 1975 dalam Angket Musik Indonesia. 

Tahun 1976 menerima piala khusus dari Bank Tabungan Negara. 

Hampir setiap tahunnya, Panbers memperoleh Angket Musik Indonesia Puspen Hankam, antara lain dengan lagu, “Terlambat Sudah” tahun 1976, “Perantau” tahun 1977 dan lagu “Merana” tahun 1978 hingga keseluruhannya ada 11 platinum.

Piringan Emas

  1. 1975 Bebaskan
  2. 1976 Nasib Cintaku
  3. 1978 Musafir
  4. 1979 Kasihku
  5. 1986 Gereja Tua
  6. 2001 Cinta Dan Permata

Piringan Perak

  1. Piala
    1. 1975-1977 Sebagai group Band paling digemari
    2. Angket Musika Indonesia Siaran ABRI

    Selain itu mereka juga telah menerima berbagai plakat, vandel, dan tanda penghargaan dari instansi pemerintah dan swasta, lembaga pendidikan, dan organisasi Internasional.

    Mereka juga mempunyai pengalaman manggung di 350 kota besar-kecil dalam rangka real show. 

    Bahkan, daerah terpencil di perbatasan Filipina-Sulawesi Utara maupun perbatasan Maluku Tenggara-Irian Jaya (Papua), Pedalaman Buntok (Kalteng), Ta ntena dan Luwuk dan beberapa negara, seperti Amerika, Perjalanan show ke Israel (Jerusalem) pada Februari 2007, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong sudah dikunjunginya.

Penulis: Tresia Silviana/Sripoku.com

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved