Tak Disangka Panbers Memulai Karir Musiknya di Kota Pempek, Karyanya Tak Lekang Oleh Waktu
Benny sempat dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (22/10/2017) kemarin. Namun hal itu disangkal putranya.
Diakui atau tidak, Panbers adalah peletak dasar berpijak bagi para penyanyi dan musisi Batak di industri musik rekaman dan show-biz berskala nasional.
Panbers adalah ikon, sumber inspirasi, panutan, dan standar bagi anak-anak muda Batak pada dekade 70-an dan 80-an.
Selain lagu-lagu Batak, Benny juga menciptakan lagu-lagu berbahasa Inggris, semuanya berirama Rock, misalnya “Rock And The Sea ”, “Jakarta City Sound", " Haai” dan “Let Us Dance Together”, meski banyak media massa tidak mengakui itu sebagai pop Indonesia.
3. Pribadi Melankolis
Dilihat dari karya-karyanya, pengamat musik menilai Benny sebagai pribadi yang sentimentil, bahkan melankolis.
Hampir semua lagu ciptaannya kental dengan nuansa sendu, kisah-kisah cinta romantis yang liris dan ballada anak manusia yang kurang beruntung.
Dari hits perdana “Awal dan Cinta” sampai hits mereka yang terakhir,”Cinta dan Permata”, Benny dan Panbers tak pernah bergeser dari pop manis yang melankolis.
Lagu-lagu Panbers atau tepatnya karya-karya Benny adalah suara kaum marginal Indonesia pada dekade 70-an.
Tipikal orang pinggiran yang mencoba “deal” dengan dunia kapitalisme, hanya berbekal ketulusan dan cinta.
Potret pria miskin yang kehilangan kekasih, lantaran kalah bonafide dengan para OKB (Orang Kaya Baru).
4. Prinsip Benny Panjaitan Dalam Mencipta Lagu
Dalam mencipta lagu Benny sangat selektif, tidak ada kemiripan melodi sejak lagu pertamanya dengan lagu-lagu lainnya.
Ia berprinsip melodinya mirip saja sedikit, tidak akan diteruskannya.
Toleransi pada satu dua bar saja, kalau sampai enam bar akan merasa malu sendiri.
Sebab itulah lagu Panbers banyak abadi, karena lagunya lain-lain, tidak mirip. Dalam mencipta lagu, ia mengarang lirik terlebih dahulu baru diciptakan melodinya.