Lidah Tertelan Penyebab Choirul Huda Wafat, Bisa Terjadi Pada Siapa Saja. Ini Cara Mengatasi

Dokter ahli mengungkapkan penyebab meninggalnya Kiper Persela Lamongan Choirul Huda (38) adalah kekurangan oksigen.

TribunStyle/kolase
Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda. 

Cara sederhana untuk melihat apakah jalan napasnya berfungsi normal atau tidak adalah berkomunikasi dengan korban. Seperti menanyakan nama, yang dirasa sakit mana saja.

"Kalau bisa ngomong berarti oke. Kalau enggak bisa, harus segera dilakukan penanganan jalan nafas. Dinaikkan kepalanya, angkat dagu tekan dahi," ujar Dyah. 

Selengkapnya lihat video di bawah: 

Tahapan selanjutnya ada B, yakni Breathing Support (Bantuan Pernapasan) yang dilakukan menggunakan mulut penolong. C, Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi) adalah pijatan jantung luar.

Dengan memahami langkah-langkah itu, siapa pun berpotensi menyelamatkan orang terkasih dari meninggal akibat hypoxia.

Kasus Choirul Huda, Lidah Sempat 'Tertelan'

Jika seksama melihat video detik-detik Huda berbenturan dengan pemain lainnya, nampak lidah Huda tertelan.

Dyah mengungkapkan, memang lidah juga paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus korban dewasa.

Saat korban hilang kesadaran, otot-otot akan melemas, termasuk otot dasar lidah yang jatuh ke belakang sehingga jalan napas tertutup.
"Contoh sederhana seperti saat orang ngorok, itu ada sumbatan. Itu salah satu tanda ada pembuntuan jalan napas," katanya.

Dyah menuturkan, benturan yang terjadi sangat mungkin berujung pada tersumbatnya jalan napas.

Istri mendiang kiper Persela Lamongan Choirul Huda, Lidya Anggraeni (kedua dari kanan) dan anak sulung Muhammad Rachul Maulana (kiri) serta anak bungsu Rafael Ramadhan (10).
Istri mendiang kiper Persela Lamongan Choirul Huda, Lidya Anggraeni (kedua dari kanan) dan anak sulung Muhammad Rachul Maulana (kiri) serta anak bungsu Rafael Ramadhan (10). ()

Dalam kasus Choirul, penyelamatan menjadi tantangan tersendiri.

Pengecekan kemungkinan atlet mengalami gagal napas dan hypoxia harus dilakukan sesegera mungkin. Namun, pengecekan kadang bisa terhambat.

"Saat (korban) blek (jatuh), kita enggak bisa langsung ke lapangan, harus tunggu perintah dari wasit," tukasnya.

Dia menyebut, trauma saluran napas adalah salah cedera yang membuat atlet rentan memgalami kematian.

Berita ini sudah terbit di kompas.com dengan judul: Bagaimana Kasus Choirul Huda Beri Pelajaran tentang "Hypoxia"?

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved