Lidah Tertelan Penyebab Choirul Huda Wafat, Bisa Terjadi Pada Siapa Saja. Ini Cara Mengatasi

Dokter ahli mengungkapkan penyebab meninggalnya Kiper Persela Lamongan Choirul Huda (38) adalah kekurangan oksigen.

TribunStyle/kolase
Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dokter ahli mengungkapkan penyebab meninggalnya Kiper Persela Lamongan Choirul Huda (38) adalah kekurangan oksigen.

Atau istilah medisnya Hypoxia.

Hypoxia atau kekurangan oksigen disebut menjadi penyebab kematian kiper Persela Lamongan, Choirul Huda.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (17/10/2017), pihak RSUD dr Soegiri Lamongan, dokter Yudistiro Andri Nugroho, spesialis Anestesi menyebut benturan yang dialami Huda dengan pemain lain menyebabkan henti napas dan henti jantung.

"Choirul Huda mengalami trauma benturan sesama pemain sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung," kata dokter Andri.

Hypoxia akibat benturan bukan hanya bisa terjadi pada atlet. tetapi juga kita semua.

Aktivitas sehari-hari, kurang hati-hati, dan olahraga yang kita lakukan pun bisa mengantarkan pada benturan yang berujung hypoxia.

Dokter Dyah Wijayanti selaku koordinator kesehatan KONI Jatim mengungkapkan, hypoxia atau keadaan kekurangan oksigen bahkan bisa terjadi akibat wajah tertutup bantal.

"Kalau enggak ditutup bantal, kejadian itu bisa terjadi karena kecelakaan, benturan, atau tenggelam, sehingga terjadi trauma saluran napas. Saluran napas seperti hidung dan leher tertutup," papar dokter Dyah saat dihubungi Kompas.com.

Cara Menangani Hypoxia

Karena bisa terjadi pada siapa pun, penanganan pertama pada orang yang diduga hypoxia harus jadi pengetahuan umum.

Dyah mengatakan, penanganan pada seseorang yang mengalami hypoxia akibat tersumbatnya jalan napas adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP), terdiri dari tahapan A-B-C.

A singkatan dari Airway control, atau penguasaan jalan napas. Ini merupakan hal pertama yang dilakukan.

"Empat menit dicek ada oksigen masuk atau enggak. Ini yang harus dicek pertama kali, kalau patah atau yang lain dapat menyusul," jelas dia.

Pada tahapan pertama, waktu terlama melihat korban yang mengalami gangguan napas hanya empat menit.
Lewat dari itu, akan terjadi kerusakan jika tidak ada oksigen yang masuk. "Batas terlama hanya empat menit," tegas dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved