Agus Harimurti - Jadi Narsum Seminar Malah Diteriaki Mahasiswa karena Histeris Kagumi ketampanannya
Setiap foto-fotonya ditampilkan di layar video, para mahasiswa berteriak histeris dan bertepuk tangan melihat sang idola.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ketampanan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memancing riuh dan tepuk tangan mahasiswi saat putra sulung SBY ini menjadi pembicara kunci Seminar Nasional yang diselenggarakan Kongres IV Badan Eksekutif Mahasiswa/Dewan Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM DEMA PTAI) se-Indonesia, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Kamis (12/10/2017).
Setiap foto-fotonya ditampilkan di layar video, para mahasiswa berteriak histeris dan bertepuk tangan melihat sang idola.
"Ananda Agus Harimurti Yudhoyono ini layak jadi tauladan pemuda. Saya sudah baca perjalanan dari mulai sekolah sampai karier selalu jadi yang the best.
Anak-anak mahasiswa agar bisa mentauladani. Bukan hanya Pak Sofwatillah saja yang jadi anggota DPR RI.
Universitas yang bisa berdaya saing dan melahirkan pemimpin-pemimpin," ungkap Rektor UIN Raden Fatah Prof DR H Sirozi.
Sementata Walikota Palembang H Harnojoyo SSos dalam sambutannya mengucapkan selamat menikmati keindahan kota dan kuliner Palembang.

"Selamat menikmati keindahan Kota Palembang, selamat menikmati kuliner Kota Palembang yang tak kalah dengan kota lainnya. Selamat melaksanakan kongres," kata Harnojoyo.
Turut hadir sang isteri presenter Annisa Pohan serta putri bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.
AHY mengenakan kemeja putih dibalut blazer biru tua dipadu celana blue jeans biru tua dan mengenakan tanjak sebagai salah satu tokoh muda, diundang untuk menyemangati dan berbicara kepada ribuan mahasiswa tentang bagaimana generasi muda Indonesia mempersiapkan diri untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
Saya bersama isteri saya Annisa dan putri saya Almira langsung dari Singapura ke sini.
Saya ikut Pilkada DKI menang kalah biasa. roda berputar. jangan berputus asa. tetap ke depan.
Dulu saya berkarier sebagai perwira TNI selama 16 tahun.
Saya tidak terbayangkan di usia muda saya harus mengakhiri. Kita tidak tahu harus mengakhiri itu.
Saya tidak menyesali itu. Dengan seragam ataupun tanpa seragam. Saya berkunjung ke tanah air.
Saya menemui banyak generasi muda mendapat pertanyaan. Mas Agus kenapa patriotisme itu penting.