Wow Beras Ini Dibandrol Rp 1,4 Juta Per Kilonya, Termahal di Dunia

Beras ini juga diklaim mengandung lipopolysaccharides, endotoksin yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh 6 kali lebih banyak.

Editor: Hartati
Patheos
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berasal dari Jepang, Kinmemai adalah beras yang mendapat predikat sebagai beras termahal di dunia.

Satu kilogram berat Kinmemai dibandrol dengan harga sekitar 1,4 juta rupiah.

Kinmemai Premium adalah kombinasi dari lima varietas beras seperti Koshihikari dan Pikamru dari berbagai wilayah penghasil beras di Jepang, termasuk Gunma, Nagano dan Niigata.

Kombinasi beras itu bisa berbeda setiap tahunnya tergantung pada profil rasa masing-masing jenis beras.

Jenis varietas untuk campurannya ditentukan oleh Toyo Rice Corporation, perusahaan yang memproduksi Konmemai Premium.

Beras itu dipasarkan dengan klaim tidak perlu lagi dicuci sebelum dimasak.

Toyo Rice Corporation memiliki teknologi penggilingan yang sudah dipatenkan untuk menghasilkan beras tersebut.

Menurut perusahaan tersebut, teknologinya akan menghasilkan teknik penggosokan yang cuma menghilangkan bagian atas biji beras.

Sementara lapisan yang menyelimuti biji utama beras tetap terjaga, sehingga elemen terpenting dari beras, yaitu vitamin, protein, dan rasanya tetap utuh.

 Beras Kinmemai Premium dari Jepang.

Beras Kinmemai Premium dari Jepang.(Straits Times)

Beras akan disimpan sekitar 6 bulan sebelum digiling untuk meningkatkan tekstur dan rasanya.

Jika dibandingkan dengan beras Jepang biasa, Kinmemai Premium disebut lebih unggul dalam hal rasa, tingkat kemanisan, dan juga nilai gizinya.

Beras ini juga diklaim mengandung lipopolysaccharides, endotoksin yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh 6 kali lebih banyak.

Untuk mendapatkan rasa yang optimal, beras ini disarankan direndam dulu sekitar 30 menit sebelum dimasak.

Selain dijual di Jepang, Kinmemai Premium juga akan mulai dipasarkan di Singapura pada November 2017.

Menurut rencana, pemasaran beras ini juga akan diperluas ke Hongkong dan Amerika Serikat.

Kisah Sedih Penghujung Karir P Ramlee, Hidup Melarat Sampai Hanya Makan Nasi Putih Berlauk Telur

TRIBUNSUMSEL.COM - Siapa yang tidak kenal dengan nama P. Ramlee?

Artis besar yang terkenal tidak hanya di Malaysia bahkan juga di Indonesia.

Beberapa waktu yang lalu juga lagunya yang berjudul Madu 3 kembali terkenal di Indonesia usai dinyanyikan ulang oleh Ahmad Dhani.

Dapat dikatakan dari segenap generasi, sebut saja nama itu, semua akan tahu siapakah P. Ramlee.

Semua akan kenal dengan karya lagu dan filmnya yang tidak putus-putus ditayang dan diperdengarkan,

Tidak mungkin nama P. Ramlee lapuk ditelan zaman.

Namun siapa sangka, dibalik nama yang besar itu, ada cerita yang menyedihkan di penghujung karirnya.

Dilansir siakapkeli, kejatuhan P. Ramlee dimulai dengan masuknya karya-karya asing dan juga beberapa faktor lain yang berkontribusi pada jatuhnya nama beliau.

Sangat parah sehingga P. Ramlee dikatakan terpaksa hidup dalam kemiskinan.

Lebih parah, pernah satu ketika P. Ramlee disoraki ketika naik ke panggung untuk tampil.

Dicuplik dari video History Channel, rekan aktor P. Ramlee, arwah Aziz Satar menceritakan perihal keuangan P. Ramlee yang parah di penghujung karirnya.

"Hidup dia melarat, kasihan. Terakhir kali saya pergi rumah dia, saya tengok .. dia makan nasi dengan telur saja"

"Nama dia besar. Orang tahu P. Ramlee siapa. Tapi hidup dia melarat.", Kata arwah.

Bahkan karena kehabisan uang, P. Ramlee terpaksa mengambil pekerjaan sebagai penyanyi di acara pernikahan, menjadi MC panggung dan menjadi juri.

Namun, biarpun hidupnya susah, P. Ramlee tetap bersifat pemurah.

Teman aktor P. Ramlee, arwah Mariani Ismail, yang juga kakak ipar P. Ramlee menceritakan tentang kemurahan hatinya.

"Kalau dia ada duit, katakan dia ada 200 dalam saku. Satu hari orang datang. Orang itu bilang: 'Bang, saya susah ni mau balik kampung tak ada duit', semua dia kasih."

"Saloma, (istrinya) terkejut. 'Eh, Daddy .. kenapa daddy kasi semua? Ini hari hari minggu ... mana ada bank buka."

P Ramlee
P Ramlee (net)

"Tak apa, itu rezeki dia ... Saya tak apa-apa .. jawab P. Ramlee."

Dilansir dari Wikipedia, P.Ramlee atau nama sebenarnya Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh (lahir di Pulau Pinang, 22 Maret 1929 – meninggal 29 Mei 1973 pada umur 44 tahun) adalah seorang aktor Malaysia pada tahun 1950-an. Ayahnya berasal dari Lhokseumawe (Aceh) yang menikahi Che Mah Hussein pada tahun 1925 di Kubang Buaya, Butterworth, Malaysia.

Ramlee menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Kampung Jawa dan kemudian ke Francis Light School. Setelah itu, Ramlee melanjutkan pendidikannya di Penang Free School hingga meletusnya Perang Dunia II.

Berawal dari bermain ukelele, P. Ramlee kemudian beralih ke alat musik gitar dan biola di bawah bimbingan Kamaruddin (pemimpin brass band di Penang Free School). Ramlee kemudian bergabung dalam Orkes Teruna Sekampung dan kemudian Sinaran Bintang Sore. Dia pernah menjadi juara lomba nyanyi yang diselenggarakan Radio Pulau Pinang pada tahun 1947 dan terpilih sebagai Bintang Penyanyi Utama Malaya. Dalam lomba tersebut, Ramlee menggunakan huruf "P" (untuk Puteh) di awal namanya dan sejak saat itu nama P. Ramlee terus melekat hingga akhir hayatnya.

Film pertama yang dibintangi P. Ramlee adalah Chinta (1948) dengan peran sebagai penjahat dan penyanyi latar. Kesuksesannya terus berlanjut dan berperan dalam 27 buah film antara tahun 1948 hingga 1955.

P. Ramlee meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 1973 saat berusia 44 tahun. Untuk mengenang jasanya, Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan gelar Tan Sri pada nama Ramlee.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved