Ada yang Keluar dari Dalam Rumah yang Kebakaran, 7 Tahun Kemudian Semua Geger, Ternyata
Pasalnya, desa yang dihuni lebih dari 20 keluarga ini telah hidup dalam ketenangan selama ini. Namun, kemunculan
Kakek Huang menanam sayuran dan makanan sendiri, meski hidup miskin, tapi kakek Huang merasa lebih tenang.
Namun, tak disangka, setahun kemudian di musim dingin, rumah kakek Huang hangus terbakar dalam semalam, hanya menyisakan sehamparan abu, tapi jasad kakek Huang tidak ditemukan, dan penduduk desa mengira kakek Huang telah tewas terbakar.
Dalam sekejap mata, tujuh tahun pun berlalu, tempat tinggal kakek Huang ketika itu telah diratakan oleh anak dan menantunya, kemudian tanah dan sawah milik kakek Huang menjadi milik Ah Nan.
Ketika Ah Nan dipanggil kakek Huang yakni ayahnya, dan melihat polisi di belakang kakek Huang, kakinya seketika menjadi lemas dan berlutut, Ah Nan menangis sambil memohon ampun pada ayahnya. Tapi kakek Huang tidak berkata apa pun.
Kakek Huang masih ingat dengan jelas peristiwa tujuh tahun silam itu.
Pada malam yang dingin itu, kakek Huang melihat dengan mata kepala sendiri anaknya menyulut api di depan rumah, saat itu kakek Huang mau pergi ke WC.
Dia tidak mengerti mengapa anaknya mau membakarnya seperti ini, tapi karena dia yakin anaknya berharap dia mati, akhirnya kakek Huang kabur lewat jendela tengah malam itu.
Selama 7 tahun ini kakek Huang tidak berani pulang ke kampung, akhirnya ia pergi ke kota yang tak dikenalnya.
Namun karena tidak memiliki kartu identitas, sehingga kakek Huang tidak mendapatkan pekerjaan dan terpaksa memulung dan mengerjakan beberapa pekerjaan serabutan.
Karena kelelahan, ia akhirnya jatuh sakit dan menghabiskan semua uangnya.
Suatu hari, kakek Huang pergi makan di sebuah kedai.
Namun, karena terus dihina oleh pegawai restoran dengan kata-kata kasar, kakek Huang sontak emosi dan menampar pegawai itu, akibatnya kakek Huang pun dibawa ke kantor polisi.
Disanalah baru diketahui kalau menurut data kependudukan, kakek Huang tercatat sudah meninggal.
Hal ini menarik perhatian para polisi untuk menyelidiki kebenarannya.
Kakek Huang lalu menceritakan sambil berlinang air mata tentang peristiwa tujuh tahun silam.
