Ingin Sembuh, Wanita Ini Paksa Dokter, Berani Bayar Berapapun, Tapi Kejadian Berikutnya Bikin Nangis
Itu bukan kali pertama ia mengunjungi rumah sakit. Ia sering memeriksakan dirinya ke rumah sakit agar bebas dari kanker.
“Setiap takaran sperma memiliki rasa berbeda, tergantung apa yang telah kita makan. Jika kita habis minum alkohol atau makan sesuatu yang sangat tajak seperti asparagus, saya minta kepadanya (penasihat) untuk mencampurkannya ke minuman yang saya minum,” tambah Tracy.
Dicampur dengan nanas atau peppermint, menurut Tracy, akan membuat sperma terasa lebih enak. Tracy juga tak segan-segan meminumnya dari sendok.
Rasa sperma itu, menurutnya, juga tergantung apa yang terakhir dimakan oleh si pendonor.
“Rasanya kadang nikmat—tergantung apa yang dimakan teman saya. Teman-teman saya menganggap ini aneh, tapi saya bodo amat,” ujarnya, seperti dilaporkan Boldsky belum lama ini.
Ketergantungan Tracy terhadap sperma untuk perawatan sejatinya bukan hal baru.
Sebelum terbiasa meminumnya, Tracy sudah terbiasa menggunakan sperma untuk bahan masker dan perawatan kulit wajah sejak 2015.
Ia menyebut sperma berhasil membuat wajahnya tetap mulus dan halus.
Tracy dan teman yang biasa menyuplainya sperma awalnya ragu dengan keputusan ini.
Ketika Tracy pertama kali meminta spermanya, si teman takut jika sperma itu akan digunakan untuk membuatnya hamil.
Setelah ia meyakinkan bahwa ini semata-mata untuk kecantikan, si teman itu akhirnya luluh juga.
Bahkan ia secara reguler mengiriminya sperma.
Yang membuat Tracy percaya diri adalah karena ia tahu bahwa sperma itu dihasilkan dari laki-laki yang memiliki pola hidup sehat.
Si teman itu tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, ia juga tidak memakai narkoba.
Supaya tidak terlalu memberatkan temannya itu, ia kini berencana untuk mencari pasangannya.
Selain sebagai ayah dari dua anaknya, ia berharap pasangannya ini bisa menyediakan setidaknya satu sendok atau dua sendok sperma setiap pagi untuk dicampur dengan menu sarapannya.