Konflik di Myanmar Kian Panas Usai Beredar Foto dan Video Palsu Aksi Kekerasan Kaum Rohingya
Sejak beberapa dekade lalu, warga Rohingya memang selalu mengalami perlakuan sewenang-wenang di Myanmar.
Foto pertama memperlihatkan jasad yang sudah membusuk.
Foto tersebut paling sulit untuk diketahui sumbernya.
Sejumlah warga Myanmar yang mempertanyakan kicauan Simsek tersebut menyebut bahwa foto itu memperlihatkan korban badai Topan Nargis dari Mei 2008.
Pihak yang lain mengatakan, foto tersebut adalah para korban kecelakaan perahu di sungai di Myanmar.
Namun, tak ada foto lain yang ditemukan yang terkait dengan dua peristiwa tersebut.
Foto itu pun muncul dalam beberapa situs sejak tahun lalu. Artinya, foto ini bukan berasal dari aksi kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine.
BBC telah memastikan bahwa foto kedua, yang memperlihatkan seorang perempuan yang menangisi seorang pria yang tewas terikat di pohon, berasal dari Aceh, Indonesia.
Foto itu diambil pada Juni 2003, oleh seorang fotografer yang bekerja di Reuters.
Foto ketiga, yang memperlihatkan dua bayi menangisi jasad ibunya, berasal dari Rwanda pada Juli 1994.
Foto tersebut diambil oleh Albert Facelly untuk Sipa, dan menjadi salah satu dari serangkaian foto yang memenangkan World Press Award.
Foto keempat, yang memperlihatkan orang-orang terendam di kanal, juga sulit untuk dilacak sumbernya.
Namun foto tersebut ditemukan di sebuah situs yang meminta dana untuk membantu korban banjir di Nepal, yang baru-baru ini terjadi.
Foto palsu?
Kini ada perang di media sosial tentang warga etnis Rohingya, karena kisah dari masing-masing pihak bersaing untuk saling mengalahkan.
BBC pun dibombardir dengan berbagai foto yang menunjukkan kekejaman, yang diklaim memperlihatkan korban pembunuhan massal.