Konflik di Myanmar Kian Panas Usai Beredar Foto dan Video Palsu Aksi Kekerasan Kaum Rohingya
Sejak beberapa dekade lalu, warga Rohingya memang selalu mengalami perlakuan sewenang-wenang di Myanmar.
TRIBUNSUMSEL.COM - Berbarengan dengan terjadinya tindak kekerasan di negara bagian Rakhine, di utara Myanmar, berbagai foto palsu yang menyesatkan juga tersebar di media sosial.
Foto dan video yang diklaim berasal dari konflik tersebut telah banyak beredar.
Sebagian besar foto-foto itu memuat kesadisan dan memicu amarah.
Namun, tidak semua foto yang tersebar itu berasal dari kejadian yang sebenarnya.
Selama hampir seminggu terakhir, ketidakpercayaan dan rivalitas antara kelompok Muslim Rohingya dan sebagian besar penduduk Budha di Rakhine, memicu kekerasan antar-warga hingga menyebabkan korban tewas.
Sejak beberapa dekade lalu, warga Rohingya memang selalu mengalami perlakuan sewenang-wenang di Myanmar.
Bahkan, mereka tak diakui sebagai warga negara.
Informasi resmi tentang peristiwa yang terjadi sebenarnya amatlah terbatas.
Akses wartawan yang bertugas di sana pun sangat terbatas.
Bahkan wartawan yang mampu mencapai daerah tersebut, tetap dirundung kesulitan untuk mengumpulkan informasi.
Hal itu terjadi karena situasi yang tidak pasti, dan aksi kekerasan terhadap warga etnis Rohingya.
Pada 29 Agustus, Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek, mengunggah empat foto, yang menuntut komunitas internasional bergerak menghentikan genosida etnis Rohingya.
Unggahannya itu diteruskan lebih dari 1.600 kali dan disukai oleh lebih dari 1.200 pembaca.
Namun, dia kemudian dikritik akan keaslian foto-foto tersebut.
Tiga hari setelah unggahan pertamanya, dan karena banyak orang yang mempertanyakan foto-foto tersebut, Simsek menghapus kicauannya.