Curiga Tiap Kali Diantar Makanan Cuma Julurkan Tangan, Saat Didobrak Semua Ketakutan Melihatnya

Si penelepon memesan makanan dan berpesan mengantar menu makanan dengan porsi untuk 4 orang itu ke salah satu alamat di

Kolase Tribunsumsel.com/ Net
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM- Kisah nyata ini benar-benar terjadi pada Desember 1989 silam, di kedai kopi Chao atau mungkin untuk istilah kerennya kafe Chao di era sekarang yang terletak di Hong Kong.

Kedai ini sehari-hari menjual Egg Over Rice Cantonese dan makanan umum, semacam Toast Egg Tart, tentu saja termasuk paket pesan antar.

Di sekitar kafe tersebut cukup banyak kawasan pemukiman berupa villa, tapi sepi dan sunyi.

Tidak seperti New Territories Hong Kong sekarang, penuh dengan real estate, lahan perkebunan lenyap, digantikan dengan villa.

Dan di dalam kafe itulah terjadi sebuah peristiwa “Hantu Pesan Makanan”, yang sempat heboh ketik itu, dan satu-satunya peristiwa supranatural yang diam-diam diakui Pemerintah Hong Kong saat itu.

Seperti biasa pada hari itu, resepsionis kafe Chao mendapat telepon.

Si penelepon memesan makanan dan berpesan mengantar menu makanan dengan porsi untuk 4 orang itu ke salah satu alamat di Vila Tai Po Village House.

Ilustrasi Penyadapan Telepon
 (ns3.kompas.com)

Tak lama setelah menyiapkan paket pesanan itu, pelayan kafe lalu mengantar dengan sepeda motor ke alamat yang disebutkan.

Sesampainya di pintu alamat tersebut, si pengantar lalu memencet bel, tapi setelah cukup lama ditunggu-tunggu, tidak ada yang membukakan pintu. Kemudian ia pence bel lagi sambil berteriak “paket (makanan)”.

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka dengan celah yang sangat sempit, dan uang pun diberikan melalui celah yang sempit itu, sambil menyuruh pelayan meletakkan pesanannya di luar pintu.

Mendengar itu, si pelayan pun mengerutkan kening bingung, dan merasa aneh, tapi karena paketnya sudah diterima, ia pun pulang ke kafe Chao.

Malamnya saat tutup kafe, dan bos menghitung pemasukan satu hari itu.

Tiba-tiba ia melihat setumpuk uang kertas untuk orang mati (kertas uang yang dibakar untuk si mati dalam adat istiadat orang Tionghoa) di dalam lacinya.

sa

Si bos berpikir kasir atau pelayannya bercanda, lalu ia memanggil kedua pegawainya, saat itu, tidak ada yang tahu apa yang terjadi.

Menurut pengakuan pelayan yang berbicara dengan polisi, bahwa kalau pun ia yang mengambil uang itu juga tak mungkin meletakkan uang kertas orang mati di dalam laci.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved