Mayat Ditemukan Bersimbah Darah
Semoga Tetap Tegar : Detik-detik Rosalina Cari Suaminya Hingga Lihat Sudah Terbujur Kaku
Lalu, Rosalina pun menunggu sang suami pulang di rumah namun ketika ditunggu hingga tengah malam tak ada kabar dari sang suami.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Siapa pelaku pembunuhan terhadap Edward Limba belum terungkap.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan.
Edward Limba akrab dipanggil Ewa merupakan sopir taksi online yang ditemukan tewas di Sembawa Banyuasin.
Peristiwa tewasnya Ewa itu terjadi usai siangnya ada aksi demontrasi dari sopir angkot yang memprotes adanya taksi online.
Kebetulan atau tidak, hingga kini polisi terus berusaha mengungkap.
Ewa sendiri telah dimakamkan di TPU Cinde Welan.
Rosalina, istri Edwar, menceritakan kronologis hilangnya suaminya tersebut ketika pada Senin malam (21/8) sekitar pukul 18.30 wib pamit keluar untuk menarik taksi online.
Ewa pergi dengan membawa mobil Avanza warna abu-abu BG 1103 OZ.
Karena sudah biasa sang suami pergi untuk menarik taksi online ia pun tak ada curiga atau firasat apapun.
Lalu, Rosalina pun menunggu sang suami pulang di rumah namun ketika ditunggu hingga tengah malam tak ada kabar dari sang suami.

"Dia pergi pamit untuk Grab. Saya pikir pulang biasanya jam 9 atau 10 malam tapi ketika itu tak ada kabar," ujarnya.
Ia sempat tak tidur nyenyak dan terbangun pukul 02.00, tak ada kabar lagi dari sang suami. Bahkan yang membuat dirinya semakin cemas semua nomor suaminya pun sudah tak aktif lagi.
"Malam itu saya sempat ngabari salah satu temannya mba sesama taksi online-nya dan bertanya apakah melihat Ewa namun tak ada satu pun yang melihat," ungkap dia.
Paginya,lanjut Rosa, sempat mencari suaminya ditempat biasa suaminya mangkal di warung kopi belakang Bank Indonesia dan juga samping kantor Walikota. Namun pencariannya dengan mengunakan sepeda motor pun tak membuahkan hasil.
Bahkan Rosa sempat menelepon pihak Grab dan Go-Car untuk menanyakan keberadaan suaminya, tetapi tidak berbuah hasil lantaran tidak diperbolehkan.
Rosa sempat melacak dengan GPS sekitar pukul 19.00 wib malam itu terlihat suaminya sedang menerima orderan ke arah Sembawa itu.
Sekitar pukul 09.00 wib salah satu teman almarhum mengabarkan kalau mobil suaminya telah ditemukan dalam keadaan bersimbah darah.

Lalu,ia pun bergegas ke Polsek Sukarami sebelum menuju TKP penemuan mobil suaminya tersebut.
Ketika melihat di TKP ia pun terkejut mobil yang dibawa suaminya sedikit rusak dan ada bercak darah.
Ketika itu di dalam hatinya masih percaya kalau sang suami masih baik-baik saja.
Akan tetapi setelah itu polisi mengajak dirinya kerumah sakit Bhayangkara karena katanya suaminya ada di sana.
Betapa terkejut ketika ia melihat sang suami sudah berada di kamar mayat dan sudah terbujur kaku.
"Ketika hendak dibawa ke RS Bhayangjara saya masih berfikir kalau suami saya ini disandera, dan orangnya pasti minta tebusan dan suami saya terluka. Tak ada dalam pikiran saya kalau suami saya itu meninggal dalam keadaan seperti itu," ujarnya sembari menangis.

Wanita yang bekerja di Kementerian Perhubungan ini pun mengaku sangat terpukul dan syok dengan keadaan ini.
"Saya tak ada firasat apa-apa mba, apalagi lihat tingkah laku suami saya yang aneh pun tidak. Semua normal dan biasa saja," ungkap dia.
Rosa berharap pelaku dapat segera ditangkap dan dapat dihukum seberat-beratnya.
"Saya sudah ikhlas, saya harap pihak polisi dapat segera menangkap pelakunya. Saya tak akan marah, tapi hanya ingin tahu apa motif pelaku tega membunuh suami saya," ujarnya terus menangis. Rosa juga berharap agar kejadian serupa tak terjadi lagi.