HUT ke 72 Indonesia Merdeka
Hadirkan Biduan dengan Tampilan Seronok Hingga Mengangkang, Bupati ini Diprotes Warganya Sendiri
Memasuki bulan Agustus, seluruh masyarakat bersuka cita menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.
TRIBUNSUMSEL.COM-Memasuki bulan Agustus, seluruh masyarakat bersuka cita menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.
Biasanya sejak awal Agustus, euforianya sudah terasa.
Jalanan dipenuhi bendera hingga bangunan yang dicat warna merah putih.
Sederet perlombaan pun menghiasi semaraknya perayaan HUT RI ini.
Mulai dari balap karung, gebuk bantal, dan yang paling fenomenal adalah panjat pinang.
Namun di tengah kemeriahan itu, ada beberapa insiden yang berujung duka.
Selain itu ada juga kejadian tak senonoh saat perayaan HUT RI.
Seperti kejadian yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulut Timur (OKUT), Sumatera Selatan.
Perayaan HUT RI di daerah tersebt dinilai sudah sangat berlebihan.
Akun Facebook Muhammad Siswoyo Jauhari, Sabtu (20/8/2017), mengungkapkan keprihatinnya atas perayaan HUT RI yang mengumbar aurat.
Akun ini menyebut, di daerahnya ada banyak acara memeriahkan HUT RI yang ke-72.
Sayangnya, ada salah satu acara yang dinilainya tidak pantas untuk dilakukan.
Dalam sejumlah foto yang dibagikan akun ini, diduga ada acara musik dalam memperingati HUT RI.
Dalam acara musik ini juga dihadirkan biduan cantik dan seksi.
Tak hanya busana yang mereka kenakan mempertontonkan aurat, tetapi juga goyangan biduan tersebut sudah sangat berlebihan.
Berikut keterangan selengkapnya:
SURAT TERBUKA UNTUK Yth. BUPATI OKU TIMUR
Sebelumnya saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya Jika Surat Terbuka ini mengganggu Pikiran Pak Bupati untuk fokus mengemban amanah dalam mengurus Kabupaten yang kita cintai.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum saya atas sosok seorang Bapak yang sangat kami Banggakan,
Betapa tidak Bupati kami adalah seorang yang kental akan gestur religiusnya dan kerap memberikan nasehat atau petuah agama yang banyak sekali kami rasakan manfaatnya.
Namun pada momentum Peringatan HUT RI yg ke 72th tepat pada malam pesta rakyat yg dilaksanakan di Taman Tani Merdeka Martapura.
Kembali kami menyaksikan Tontonan yang menurut kami orang awam dalam agama merupakan suguhan tontonan yang kurang baik.
Saya mencoba berhusnuzon bahwa adegan tontonan yang dimaksud, diluar sepengetahuan Pak Bupati,
dan saya sangat meyakini seandainya adegan tersebut tampil dihadapan Pak Bupati maka secara spontan akan di stop
demi kepentingan akidah dan akhlak serta budaya menjunjung tinggi etika dan estetika dalam masyarakat kita.
Apakah begitu Lemahnya pengawasan dan kontrol yang dilakukan terhadap unsur2 yang akan ditampilkan pada malam pesta rakyat tersebut, tentang layak atau tidak layak, pantas atau tidak pantasnya?
Ataukah kami yang tidak bisa menerima atas kepantasan tersebut bagi yg merasa itu pantas?
Mohon maaf jika bagi sebagian kami berpendapat bahwa adegan yang disajikan tersebut diatas menurut kami tidak pantas.
Esensi dari Pesta Rakyat itu sendiri menurut kami bagaimana masyarakat merasa Gembira Atas pencapaian yang sudah diraih,
nah begitu banyak tontonan yang bisa membuat masyarakat gembira selain maaf tontonan mengumbar aurat.
Demikianlah Surat Terbuka ini disampaikan, agar kita dapat memetik hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa. Tidak lebih maksud dan tujuan saya ialah ingat mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah dan kebijakan yang diambil Oleh Pak Bupati dalam memajukan Kabupaten kita Tercinta.
Hormat saya,
(yang mendukungmu dalam kebenaran)
Siswoyo