Suka Duka Petani Durian Kalimantan, Tanam Pohonnya di Indonesia tapi Pupuknya dari Malaysia

Harga durian tahun ini, sambung Arsyad, cukup bagus. Berbeda dengan tahun lalu, harga durian hanya Rp 5.000 per kilogram.

Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM/ARI WIBOWO
Durian 

TRIBUNSUMSEL.COM, NUNUKAN - Hampir di sepanjang jalan Desa Lordes Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara terlihat buah durian berwarna coklat kehijauan atau kekuningan.

Buah durian disusun rapi di dalam keranjang yang disimpan di pinggir jalan. 

Durian tersebut ditanam 17 tahun lalu.

Namun baru 7 tahun terakhir, petani merasakan manisnya hasil jerih mereka.

Durian itu pun menjadi buruan warga Nunukan dan sekitarnya.

Arsyad, salah satu petani dan juga pengepul buah durian di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik mengaku, dalam sehari mampu menjual 200 hingga 300 kilogram durian, apalagi hari Sabtu dan Minggu.

"Satu hari bisa kita menjual 300 kilo, itupun sering kurang karena banyak warga Nunukan yang berminat. Satu kilo kita menjual Rp 25.000," ujarnya Senin (31/7/2017).

Harga durian tahun ini, sambung Arsyad, cukup bagus.

Berbeda dengan tahun lalu, harga durian hanya Rp 5.000 per kilogram.

Padahal saat itu, durian lagi lebat berbuah.

Dari 70 pohon yang ditanamnya, ia memetik 5 ton durian.

Namun saat itu harganya rendah.

Bahkan ketika duriah dilempar ke Kota Tawau Malaysia, harganya tetap murah.

“Hanya 50 sen perkilo sekitar 1.500 kalau dirupiahkan. Sementara di sini hanya Rp 5.000 per kilo. Kalau dibawa ke Nunukan bisa mencapai Rp 7.000 per kilo,” tuturnya.

Meski harga durian tahun ini tinggi, uang yang dia peroleh tidak maksimal.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved