Warga di Tiga RT Ini Belum Bebas dari Penjajah Padahal Sudah Merdeka Sejak 1945, Begini Kisahnya

Lurah Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara Lukman mengatakan dikampung KBM itu mencakup dari Rt 9, 10 dan 11.

Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/Farlin Addian
Beginilah kondisi Kampung Belum Merdeka di Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Farlin Addian

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA -- Kampung Belum Merdeka (KBM) merupakan nama perkampungan yang cukup unik.

Setelah mendengar julukan KBM ini banyak orang mengira kampung tersebut tertinggal dan masih dalam penjajahan.

Namun, terbentuknya kampung KBM merupakan bentuk protes warga terhadap pemerintah pada tahun 1985 yang mengadakan program pembangunan tidak merata.

Lurah Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara Lukman mengatakan dikampung KBM itu mencakup dari Rt 9, 10 dan 11.

"Dan sejarah disebutnya kampung KBM itu, dulunya sebelum jadi Kelurahan Muara Rupit ini adalah Desa Muara Rupit yang berada di pinggir sungai Rawas," kata Lukman saat diwawancarai Tribunsumsel.com melalui via telpon, Sabtu (15/7/2017).

Desa tersebut dipotong oleh jalan lintas sumatera (jalinsum) sehingga ada kampung di hulu sungai dan di hilir sungai.

Namun saat kepemimpinan Karim AR yang menjadi camat ada program pembangunan jalan aspal, Perusahaan Air Minum (PAM) dan pembangunan listrik.

Pembangunan tersebut hanya fokus di kampung yang di hulu sungai sedangkan yang di hilir sungai tidak ada pembangunan.

"Sehingga warga yang tinggal di kampung hilir sungai mengadakan bentuk protes karena tidak ada pembangunan dari pemerintah," tuturnya.

Akhirnya warga kampung yang tinggal di hilir sungai berkumpul dan bermusyawarah sehingga warga dapat ide membuat merek di papan dengan tulisan "Kampung Belum Merdeka".

kampung belum merdeka

Merek tersebut dipasangkan di jembatan antara kampung di hulu dan hilir sungai.

"Itu hanya nama kampungnya saja KBM tapi warganya sudah berkembang walaupun sampai sekarang nama itu masih melekat," katanya.

Ditambahkannya, aktifitas maayarakatnya sama seperti warga lain mereka mencari nafkah dari hasil kebun karet dan sawit.

"Warga di kampung KBM tidak ada yang berbeda dengan warga lainnya," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved