Nenek Nikahi Bujang 16 Tahun
Momen Inilah yang Membuat Benih-benih Cinta Tumbuh Diantara Nenek Rohaya dan Selamet
Saat dibincangi Selamet dan Rohaya tidak canggung bercerita. Mereka duduk berdampingan dan sesekali menebar senyum.
Lapopran wartawan Tribunsumsel.com, Retno Wirawijaya
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Selasa (4/7) siang pukul 11 :30 WIB kediaman pasangan pengantin baru Selamat (16) dan Rohaya (71) warga Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) masih terlihat ramai.
Rumahnya tidak terlalu besar. Ukuran bangunan terbuat dari kayu itu lebih kurang berukuran 4×5 meter persegi.
Dinding rumahpun tak begitu rapat dan tanpa plafon. Di ruang tamu rumah tersebut terlihat satu unit lemari kayu dan radio.
Saat wartawan berkunjung, Selamet dan Rohaya ramah menyambut.
Didampingi perangkat Desa yakni RT O1 Desa Karang Endah dan Kasus I Desa Karang Endah Amrizal dengan ramah memperailakan masuk.

Selamet mengenakan kemeja lengan pendek berwarna hijau di padu celana dasar panjang hitam dan kopiah hitam bercorak saat itu.
Sementara Rohaya mengenakan baju hitam bermotif putih dan dipadu sepan berwarna hijau dan kerudung hitam.
Kuku jari tangan keduanya masih terlihat merah bekas pacar.
Dimana hal ini merupakan sebagai tanda bagi orang yang baru saja melaksanakan pernikahan.
Saat dibincangi Selamet dan Rohaya tidak canggung bercerita. Mereka duduk berdampingan dan sesekali menebar senyum.
Selamet menceritakan, ia menikah atas kemauannya sendiri. Rasa sayang dan cinta yang ia tujukan kepada Rohaya murni diberikan.

Bahkan ia mengaku siap merajut hidup berumah tangga dengan Rohaya.
Dimata Selamet, Rohaya merupakan sosok wanita yang berarti baginya.
Terlebih saat ia mengalami sakit malaria selama satu bulan Rohaya lah yang merawat dirinya.
"Saya tidak tahu kalau tidak ada bibik saya akan jadi apa. Beliau lah yang merawat saya."
"Kami menikah tidak ada paksaan. Kami sama-sama cinta," ujar Selamet.
Dengan pernikahan ini, kata Selamet mereka akan saling menjaga.
Ia mengaku akan saling mencintai sampai ajal menjemput.
"Kami akan saling menjaga," katanya.

Disinggung apa rencana kedepan setelah menikah ini, Selamat dengan suaranya yang memang pelan akanencari nafkah. Ia akan berkebun untuk memenuhi biaya.
"Kalau sekarang lahan kebun memang belum ada. Namun sementarra belum ada saya akann bekerja seperti biasa mencari upahan di kebun orang," ceritanya, cerita Selamet yang mengajak menikah pertama kali dirinya dan akhirnya diterima Rohaya.
Sementara Rohaya sendiri membenarkan jika Selamet pertama kali mengajak menikah.
Awalnya ia ragu, namun setelah mendengar penjelasan Selamet ia menerima hal itu.
"Dia bilang cinta mati. Kami sama-sama cinta," kata Rohaya ke depan jika ada modal akan berkebun padi.
Sementarra belum ada ini mereka akan seperti biasa mengambil upahan berkebun.
"Kami menikah tidak ada paksaan. Kami memang saling suka dan cinta. Setelah menikah ini kami akan tinggal di rumah ini, anak-anak saya sudah berkeluarga dan tidak tinggal di rumah lagi," ceritanya.(rws)