Arsip Berita
Kisah Viral : Cerita Suami yang Menyesal Ingin Ceraikan Istrinya, Saat Sadar Istrinya Sudah . . .
Akhirnya mereka menikah dan menjalani bahtera rumah tangga sebagaimana orang lainnya. Di tahun pertama, kedua dan ketiga, kisah cinta ini begitu manis
Kehidupan pernikahan Nina dan Herman makin menjemukan. Nina makin bekerja keras dalam karirnya sehingga fokusnya seringkali hanya pada anak dan karir.
Nina memang lebih pendiam setelah Lilo masuk sekolah, tapi Herman pikir mungkin hal ini disebabkan oleh keperluan anak mereka yang makin banyak.
Tetapi sebenarnya Nina menyimpan rahasia yang agak dalam, karena tidak mau suaminya sampai bersedih.
Ia benar-benar sangat menjaga perasaan suaminya. Sesekali hubungan Nina dan Herman menegang oleh pertengkaran-pertengkaran kecil.
Herman sering pulang malam dan Nina mulai curiga dengan apa yang dilakukan Herman di luar rumah.
“Aku kerja. Aku kan juga nggak pernah protes ketika kamu pulang malam, Nina,” kata Herman dengan nada tinggi.
“Kamu berubah, Mas. Kerja juga nggak mungkin pulang malam terus kan?” Nina membalas.
Herman mendengus sebal dan menyahut, “Kamu tanya saja sendiri pada dirimu, kenapa aku jadi nggak betah. Kamu terlalu sibuk dengan karirmu, aku juga bisa kalau begini caranya.”
Ia sebenarnya sakit mengucapkan hal ini pada Nina. Namun emosinya sudah lama tertahan dan kali ini ia merasa muak pada omelan istrinya.
Jenny juga mulai berani mempengaruhi Herman untuk menceraikan istrinya. Awalnya Herman ragu, namun makin sering ia dan Nina bertengkar di belakang anaknya.
Hal ini mulai membuat Herman merasa tidak nyaman. Ia pun mulai menyampaikan keinginannya untuk bercerai.
Tentu saja hal ini membuat Nina hancur setengah mati.
Ia menolak perceraian itu karena tidak ingin Lilo merasakan keluarga yang retak dan tentu saja perceraian adalah hal yang sangat dibenci Allah SWT.
Namun Herman makin menghancurkan hatinya karena menyodorkan surat pengajuan cerai beberapa hari setelah ia menyampaikan keinginannya itu.
Semalaman Nina memandangi surat cerai terhampar di meja kerjanya, sementara Herman tidur dengan tidak nyenyak di ranjangnya.
Keesokan paginya, Nina menyerahkan surat itu pada Herman dengan mata sembab karena sesekali berdoa sambil menangis meminta petunjuk kepada Allah SWT, hingga belum tidur semalaman.
Ia berfikir tidak ada gunanya ia marah ataupun kecewa, karena tugas seorang istri dalam Islam adalah untuk mentaati suaminya dan mencoba bersabar dengan segala ujian yang diberikannya.
