Mengundurkan Diri dari Militer dan Gagal Pimpin Jakarta, Begini Rupanya Keseharian Agus

Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah mundurnya Agus Yudhoyonomerupakan langkah "kuda" untuk melaju lebih cepat menuju Istana Negara?

Editor: Hartati
Instagram
Agus yudhoyono 

"Eh, tapi ada deh yang berubah!" kata saya spontan.

"Dulu, masih jadi tentara, rambutnya hitam. Tapi justru lepas dari tentara, rambutnya banyak yang putih," seloroh saya ringan.

"Makin tua makin berisi," jawabnya cepat, sambil bercanda.

Wawancara pun dilanjutkan. Tentu saya tidak bisa menjelaskan di tulisan ini, satu per satu perbincangan kami.

Tetapi semua itu ada dalam tayangan AIMAN yang tayang setiap Senin, pukul 20.00 di KompasTV.

Kegiatan pada siang itu berlalu. Sejumlah warga ditemui Agus di Batam dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Malamnya, kami melanjutkan wawancara. Lokasinya di Akau Potong Lembu. Akau artinya Pasar Malam.

Potong Lembu merujuk pada nama tempat di Tanjung Pinang yang merupakan daerah pecinan.

Air mata Agus

Di sini, saya kembali mewawancarai Agus Yudhoyono.

Sengaja saya pilih tempat yang santai karena pertanyaannya yang akan saya ajukan agak serius.

Soal air mata Agus Yudhoyono ketika mengundurkan diri dari TNI.

Saya awali pertanyaan saya soal ini dengan membacakan segala prestasi yang telah diraihnya, yang kebetulan, nyaris sama dengan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono.

"Mas Agus saya bacakan prestasi mas Agus. Lulusan terbaik Akademi Militer Adhi Makayasa,   sama seperti pak SBY, punya karier militer cemerlang di kesatuan, lulus dari institusi pendidikan militer dan non-militer top di luar negeri, bahkan pernah berkuliah di Harvard University, salah satu kampus terbaik di dunia. Karier cemerlang di militer, jabatan jenderal terbuka luas," kata saya membuka wawancara.

Seraya tersenyum, Agus mendegarkan semua pernyataan saya.

Sumber: Kompas
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved