Satu Keluarga Kena Tembak

Istri Meninggal Ditembak Oknum Polisi, Sang Suami: Salah Apa Ya Allah

"Dia (Surini) tidak pernah pergi kemana-mana, tiap hari kami pulang pergi ke kebun, ‎kami orang bodoh, pulang-pulang dapat kabar kecelakaan,

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Mobil yang ditembaki polisi di Lubuklinggau 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- ‎ Keluarga Surini (55) salah satu korban ‎yang meninggal akibat terjadinya peristiwa penembakan yang dilakukan oleh oknum Polisi saat menerobos razia di Jalan Lingkar HM Suharto Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Selatan II‎ selasa (18/4) kemarin‎ masih berduka.

‎Ketika dikunjungi di rumah duka di Desa Belitar,Kecamatan Sindang Kelingi,Kabupaten Rejang Lebong,Provinsi Bengkulu, Rabu (19/4) pukul 11. 30 WIB terlihat dipadati keluarga dan warga yang melayat.

‎Dihadapan Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga, dan Kapolres Rejang Lebong AKBP Yogi Napitupulu, serta Wakil Bupati Rejang Lebong Iqbal Bastari mengunjungi rumah duka. Kaswan (60) suami dari almarhum Surini (54) masih terlihat shock.

Ia benar-benar tak menyangka jika istri tercintanya akan meninggal secepat itu, pasalnya sebelum Surini berangkat nyumbang ke Kecamatan, Muara Beli‎ti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Surini sempat mengajaknya.

Namun ia menolak dan memilih untuk pergi ke kebun dan mempersilahkan istirnya berangkat sendiri.

"Dia (Surini) tidak pernah pergi kemana-mana, tiap hari kami pulang pergi ke kebun, ‎kami orang bodoh, pulang-pulang dapat kabar kecelakaan, tapi nyatanya ditembak.‎ Salah apa, ya allah, astaghfirullah hal adzim," tangisnya di hadapan Kapolres Lubuklinggau.

Dengan suara berat ia juga mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena telah berbicara ngawur dihadapan anggota para tamu undangan, namun dengan suara lirihnya ia meminta pihak kepolisian untuk mengusutnya secara tuntas.

Almarhumah,Surini sendiri telah dimakamkan tadi malam pukul 21.00 WIB di TPU Belitar. ‎Sebagian besar keluarganya masih tidak percaya bahwa surini sudah meninggal dunia. Bahkan Adik iparnya Matsah yang kala itu mendampinginya meminta kepada pihak Polres Lubuklinggau untuk seadil-adilnya dan tidak dicedrai.

"Kami keluarga tetap menuntut pelaku yang melakukan penembakan untuk di proses hukum,kami minta keadilan, jangan sekali-kali cederai hukum dengan kasus ini,"ungkapnya.

Untuk itu, mewakili keluarganya ia mengharapkan profesionalitas polisi dalam menegakkan hukum seadil-adilnya, dan jangan sampai karena oknum polisi sendiri yang menjadi pelaku penembakan kemudian dilindungi oleh hukum.

"Kami ini awam soal hukum, kami minta keadilan pak, kalau memang sesuai dengan aturan hukum kami terima, kalau tidak sesuai lain maka akan ceritanya.,"ungkapnya.

Sementara ‎korban lainnya yakni ‎ Novianti, Dewi Marlina‎ dan Genta ‎yang di rawat di Rumah Sakit Sobirin Kabupaten Mura yang berada di Kota Lubuklinggau akan di rujuk ke RSMH Palembang untuk operasi pemasangan PEN.

"Kondisinya keduannya sudah membaik, tapi karena mau pemasangan PEN harus dioperasi. Kita tidak punya alat bedah itulah sebabnya mereka berdua kita kirim ke Palembang, di sana alatnya lengkap. Kemungkinan anaknya (Genta) akan ikut juga, tidak mungkin ditinggal," ungkap Dirut RS Sobirin dr, Harun.

Sementara Diki sang sopir masih menjalani perawatan intensif pasca dilakukan operasi pengeluaran proyektil dari dada sebelah kanannya. Kondisinya saat ini sudah berangsur-angsur membaik. Bahkan hasil observasi menunjukkan hasil positif.

"‎jika keadaannya semakin membaik tidak perlu Diki di rujuk juga. Lain apabila kondisinya makin menurun baru akan kita rujuk," ujarnya.

Terpisah Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat, Mabrur Bujangga usai menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada suami almarhumah Surini. Ia menyatakan saat ini ‎tim Polda Sumsel sudah melakukan pemeriksaan kepada oknum anggota Sabhara yang di duga melanggar protap peristiwa itu berlangsung.

"Yang kita periksa satu orang, untuk masalah sanksinya belum bisa ditentukan, karena sedang pemeriksaan, untuk hukumannya juga sesuai dengan pelanggaran bisa disiplin atau kode etik, bahkan bisa Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PDHT)," ungkapnya.

Ia juga berjanji akan membantu mem back up pengobatan keluarga korban, bahkan semua biaya akan ditanggung oleh Mapolres Lubuklinggau.‎ Termasuk Kapolres Lubuklinggausudah membesuk para korban di rumah sakit dan bertemu mereka.

"Alhamdulillah semuanya sudah bisa bicara, sementara Diki belum bisa dimintai keterangan karena akan menjalani operasi pengangkatan proyektil di bagian dada kanan," ucapnya.

Sekali lagi ia menegaskan ‎ Jika memang tidak sesuai dengan aturan akan di tindak tegas, ada sebab ada akibat, cari yang salah tidak selesai, tapi saat ini berupaya mencari penyelesaian. ‎ (Joy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved