Ahok-Djarot Kalah Malah Lulung yang Disalahkan, Ini Alasannya

Salah satunya berkaitan dengan model pemilih Jakarta yang tidak sama dengan partai yang mereka dukung.

KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza
Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan Abraham Lunggana (kanan). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz mengakui dukungan partainya terhadap Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat tidak berpengaruh banyak untuk membantu pasangan itu memenangkan pilkada DKI Jakarta 2017.

Alhasil, pasangan Ahok- Djarot pun kalah dari pesaingnya, Anies Baswedan- Sandiaga Uno.

Sekretaris Jenderal PPP kubu Djan, Dimyati Natakusuma mengakui, banyak konstituennya di Jakarta yang tidak mengikuti keputusan partai mendukung Ahok- Djarot.

Ia menilai hal ini disebabkan karena manuver Dewan Pimpinan WilayahPPP DKI Abraham Lunggana alias Lulung yang tidak mau mendukung pasangan nomor urut dua itu.

Pada putaran pertama Pilkada DKI, Lulung mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni.

Setelah pasangan ini kalah, Lulung mengalihkan dukungannya ke Anies-Sandi.

"Pak haji Lulung ini kan potensinya besar dan lumayan. Dia dekat dengan konstituen," kata Dimyati saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/4/2017).

Apalagi, lanjut Dimyati, Lulung sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta turut mengajak para anggota fraksi PPP lainnya untuk tidak mendukungAhok- Djarot.

Hal itu semakin membuat PPP sulit mengontrol konstituennya di DKI.

Lulung dan para anggota DPRD lain yang membelot sebelumnya sudah dipecat oleh Djan Faridz.

Di sisi lain, Dimyati melihat peran PPP kubu Romahurmuziy atau Romy juga tidak terlalu kuat.

PPP Romy baru bergabung mendukung Ahok- Djarot di putaran kedua, setelah pasangan Agus-Sylvi yang didukungnya kalah di putaran pertama.

"Kalau PPP Romy itu kan ketua DPW DKI-nya Pak Abdul Azis. Dia tidak terlalu kuat seperti Lulung," ucap anggota Komisi Ini DPRD DKI ini.

Konsultan tim pemenangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno, Eep Saefulloh Fatah, menjelaskan apa saja yang membuat mereka menang telak dalam Pilkada DKI 2017.

Salah satunya berkaitan dengan model pemilih Jakarta yang tidak sama dengan partai yang mereka dukung.

Hal ini khususnya terjadi pada PKB dan PPP, yang para konstituennya justru mendukung Anies-Sandi.

"Bayangkan ketika PKB dan PPP akhirnya memutuskan di putaran kedua mengusung Ahok- Djarot, hukuman terbesar kepada mereka bukan dari presiden yang meminta mereka dukung," ujar Eep dalam sebuah diskusi di Cikini, Sabtu (22/4/2017).

"Vonis terberat buat mereka adalah dari pemilih mereka sendiri," kata Eep.

Barisan Artis Pendukung Ahok Akan Lakukan Ini, Reaksi Bimbim Slank Paling Mengejutkan

TRIBUNSUMSEL.COM - Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor tiga, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, unggul dalam quick count atau hitung cepat Litbang Kompas putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017, Rabu (19/4/2017).

Sampel masuk sudah mencapai 90 persen.

Pantauan Kompas.com di Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, Anies Baswedan- Sandiaga Uno unggul dengan memperoleh 57,90 persen.

Kemudian diikuti Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat sebesar 42,10 persen suara.

Peneliti Litbang Kompas, Ratna Sri Widyastuti, mengatakan, perolehan suara ini sudah stabil.

"Sudah mulai stabil dan angka tidak akan berbeda jauh," kata Ratna di Gedung Kompas, Jakarta, Rabu.

Quick Count putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 Litbang Kompas kali ini mengambil sampel di 400 TPS yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan 227.954 pemilih.

Metode penentuan TPS dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sistematis berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di DKI Jakarta.

Dengan tingkat kepercayaan 99 persen dari total maksimal pemilih adalah 7.218.280, maka simpangan kesalahan diperkirakan akan kurang dari satu persen.

Reaksi Artis Pedukung Ahok

Sejumlah artis secara terang-terangan mendukung Ahok-Djarot.

Mereka juga sudah menentukan sikap jika Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI putaran 2.

Seperti apa?

Berikut TribunStyle.com, rangkum dari Kompas.com.

Once Mekel Pasrah

Penyanyi Once Mekel mengaku akan pasrah jika pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat kalah pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

"Saya pikir itu sudah jadi kehendak Tuhan," ujar Once setelah mencoblos di TPS 24, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).



Once Mekel mencoblos di TPS 24, Pinang Swasa, Pondok Indah, Jakarta Selatan, dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4/2017).
Once Mekel mencoblos di TPS 24, Pinang Swasa, Pondok Indah, Jakarta Selatan, dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4/2017). (KOMPAS.com/Tri Susanto Setiawan)

Mantan vokalis band Dewa 19 itu enggan menyalahkan siapa-siapa terkait kekalahan unggulannya terlepas dari permasalahan hukum yang sedang membelit Ahok.

"Intinya kita semua harus pasrahkan kepada Tuhan, karena Tuhan itu kan maha besar," ucapnya.

Luna Maya Bakal Lakukan Hal Ini

Artis peran Luna Maya berencana melakukan satu hal apabila pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ahok- Djarot pilihannya kalah dalam Pilkada DKI putaran kedua ini.

Apakah itu?

"Kalau Ahok- Djarot kalah ya enggak apa-apa juga, kan demokrasi."

"Yang menang pun walaupun bukan pilihan saya, ya tetap saya dukung, kan udah pilihan," ujarnya usai menggunakan hak suaranya di TPS 54 Pela Mampang, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).

Meski yang memperoleh suara terbanyak nantinya tak sesuai harapannya, maka Luna akan tetap menghormati hasilnya.



Luna Maya saat menggunakan hak suara di TPS 54 Pela Mampang, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).
Luna Maya saat menggunakan hak suara di TPS 54 Pela Mampang, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017). (KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG)

"Kalau misalkan nomor tiga menang, kita harus menghargai, mempercayai tugas ini kepada dia."

"Kita harus memberikan kesempatan, kepercayaan semoga membangun dan memberikan solusi lebih baik lagi dari yang sebelumnya," katanya.

Sebab, menurut dia, proses demokrasi berarti harus saling menghargai apapun pilihan masing-masing.

"Siapa pun yang menang itu adalah pesta demokrasi," tambah pemain film Jakarta Undercover ini.

Bimbim Jadi Oposisi

Penabuh drum grup band Slank, Bimbim mengatakan pihaknya akan menjadi oposisi bila pasangan calon nomor 3, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kalo Pak Ahok kalah, Pak Anies menang ya, terpaksa Slank akhirnya jadi oposisi seperti biasa," kata Bimbim saat ditemui di Markas Slank, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).



Bimbim berpose salam dua jari usai menggunakan hak suaranya di TPS 16, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017)
Bimbim berpose salam dua jari usai menggunakan hak suaranya di TPS 16, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017) (KOMPAS.com/IRA GITA)

Pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, pasangan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat kalah dari Anies Baswedan- Sandiaga Uno di TPS tempat Bimbim memilih.

Hal itulah yang mendorong Bimbim dan rekan-rekannya di Slank untuk memenangkan Ahok di putaran kedua ini.

"Pokoknya menangin Potlot dulu, masa kampung sendiri kalah," ujar ayah tiga anak itu.

Karena itu Bimbim juga sempat mengundang Ahok untuk blusukan di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Makanya gue ngegeret Ahok untuk nemeuin orang orang sini, tanggal 13 dan orang-orang juga sini mau nanya-nanya," ucapnya. 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved