Ahok-Djarot Kalah Malah Lulung yang Disalahkan, Ini Alasannya

Salah satunya berkaitan dengan model pemilih Jakarta yang tidak sama dengan partai yang mereka dukung.

KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza
Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan Abraham Lunggana (kanan). 

"Kita harus memberikan kesempatan, kepercayaan semoga membangun dan memberikan solusi lebih baik lagi dari yang sebelumnya," katanya.

Sebab, menurut dia, proses demokrasi berarti harus saling menghargai apapun pilihan masing-masing.

"Siapa pun yang menang itu adalah pesta demokrasi," tambah pemain film Jakarta Undercover ini.

Bimbim Jadi Oposisi

Penabuh drum grup band Slank, Bimbim mengatakan pihaknya akan menjadi oposisi bila pasangan calon nomor 3, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kalo Pak Ahok kalah, Pak Anies menang ya, terpaksa Slank akhirnya jadi oposisi seperti biasa," kata Bimbim saat ditemui di Markas Slank, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).



Bimbim berpose salam dua jari usai menggunakan hak suaranya di TPS 16, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017)
Bimbim berpose salam dua jari usai menggunakan hak suaranya di TPS 16, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017) (KOMPAS.com/IRA GITA)

Pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, pasangan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat kalah dari Anies Baswedan- Sandiaga Uno di TPS tempat Bimbim memilih.

Hal itulah yang mendorong Bimbim dan rekan-rekannya di Slank untuk memenangkan Ahok di putaran kedua ini.

"Pokoknya menangin Potlot dulu, masa kampung sendiri kalah," ujar ayah tiga anak itu.

Karena itu Bimbim juga sempat mengundang Ahok untuk blusukan di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Makanya gue ngegeret Ahok untuk nemeuin orang orang sini, tanggal 13 dan orang-orang juga sini mau nanya-nanya," ucapnya. 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved