Umi Kalsum Disebut Brigadir Medi Danai Pembunuhan Anggota DPRD Pansor, Ini Tanggapannya

Usai persidangan Medi kembali terjadi kericuhan. Umi dan para kerabatnya mengejar Medi yang mau masuk mobil sembari mencacinya.

Editor: Hartati
Tribun Lampung/Wakos Gautama
Brigadir Medi Andika membuat pengakuan mengejutkan saat diwawancarai wartawan usai sidang di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Senin (10/4/2017). TRIBUN LAMPUNG/WAKOS REZA GAUTAMA 

Saat dicecar wartawan mengenai pernyataannya itu, Medi tidak mau menjawab kembali.

Ia langsung dibawa anggota kepolisian ke dalam mobil.

Berdasarkan dakwaan penuntut umum, Pansor tewas dimutilasi pada hari Jumat (15/4/2016) sekitar pukul 15.00 WIB hingga sore hari.

Malam harinya mayat Pansor dibuang Medi bersama Tarmidi ke Martapura. Pada hari itu, Medi mengatakan, beraktivitas seperti biasa.

Pagi hari Medi mengikuti apel pagi di Polresta Bandar Lampung.

Usai apel, Medi mengatur lalu lintas.

Setelah itu Medi pergi ke ruko milik Pansor di Jalan Hayam Wuruk.

Pada pukul 09.30 WIB, Medi pergi dari ruko Pansor menuju Kantor Satuan Intelijen dan Keamanan Polresta Bandar Lampung.

"Saya balik ke kantor karena ada orang yang mau minta tolong dibuatkan SKCK (surat keterangan catatan kepolisian)," jelas Medi.

Medi lalu menunaikan Salat Jumat di Masjid Takwa Polresta Bandar Lampung.

Usai Salat Jumat, Medi bertemu beberapa rekannya sesama anggota Intel di kantor.

Ketika itu menurut Medi, ponselnya dalam keadaan tidak aktif. Ia menghidupkan ponselnya sekitar pukul 15.00 WIB ada ada pesan masuk dari nomor 222.

Pesan tersebut memberitahukan bahwa ada panggilan ke ponsel Medi dari sebuah nomor.

Medi mengecek nomor tersebut ternyata nomor itu milik Pansor.

Medi mengatakan, tidak menelepon balik Pansor.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved