Mengintip Proses Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus di SMP Negeri 18
Namun siapa sangka dari total 1140 siswanya, 20 diantaranya merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mendapatkan pendidikan inklusi.
Laporan Wartawan TribunSumsel.Com,Mochamad Krisnariansyah
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG -- Jika dilihat sekilas, mungkin tak ada yang berbeda dari suasana kegiatan belajar mengajar di SMP N 18 Palembang, Senin (20/2/2017).
Namun siapa sangka dari total 1140 siswanya, 20 diantaranya merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mendapatkan pendidikan inklusi.
Sejak tahun 2015, berdasarkan surat keputusan (SK) Diknas kota Palembang, SMP N 18 menjadi satu dari tiga sekolah pilot project penyelengara pendidikan inklusi jenjang SMP.
Pendidikan inklusi diberikan bagi anak anak yang mengalami masalah keterbelakangan mental dan disabilitas.
Dari pantauan TribunSumsel, proses pembelajaran yang diberikan antara siswa normal dan ABK tidak ada pembedaan melainkan diberikan cara yang sama.
Akan tetapi, penerapan akan pemahamam materi kepada siswa ABK memang diberikan secara perlahan dan bertahap.
Erna Feroza, salah satu guru mata pelajaran matematika kelas 7 mengungkapkan, tantangan terbesar dalam memberikan pendidikan kepada siswa ABK ialah bagaiamana harus bisa mengerti keadaan mereka.
Selalu bersabar harus diterapkan dalam memberikan pengajaran kepada siswa ABK.
" Step by step ini yang saya lakukan dalam memberikan pembelajaran kepada mereka. Siswa ABK harus selalu lebih diperhatikan agar mereka bisa menangkap pembelajaran," bebernya.
Lebih Jauh Erna mengaku, dalam pemberian pembelajaran siswa ABK dilakukan berdasarkan pengalaman guru secara otodidak.
Pasalnya, selama ini belum ada pelatihan dan pembekalan yang pasti dalam pengajaran guru ke siswa ABK.
" Intinya hanya fokus mengajar seperti biasa, layaknya anak sendiri diajarkan dengan penuh kasih sayang," ungkapnya.
Sementara itu, kepala sekolah SMP N 18 Palembang, Badaruddin mengungkapkan, untuk siswa ABK yang diterima disekolah umumnya dengan kekurangan pada keterbelakangan mental , belum ada yang mengalami kekurangan fisik (disablitas).
Total ada 20 siswa ABK yang diterima selama 2 tahun belakangan.