Bocah 7 Tahun Penderita Hydrocephalus Butuh Uluran Tangan
Selain menderita penyakit tersebut Audi hanya tinggal berdua dengan sang ibu yakni Agustina (27) disebabkan ibunya telah berpisah dengan sang ayah ber
Penulis: Edison |
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Malang dialami Audi Afsin Meisya. Bocah perempuan berusia 7 tahun ini hanya bisa terbaring di kasur di rumah bedeng di kawasan Jalan Tampomas tepatnya di Gang Masjid Al Mutaqin Kelurahan Muaradua Kecamatan Prabumulih Timur, akibat menderita penyakit Hydrocephalus atau kepala membesar.
Mirisnya, selain menderita penyakit tersebut Audi hanya tinggal berdua dengan sang ibu yakni Agustina (27) disebabkan ibunya telah berpisah dengan sang ayah bernama Adi (32).
Kondisi tersebut membuat Agustina tidak bisa memenuhi kebutuhan pengobatan Audi meski harus membanting tulang mencari nafkah.
Tidak hanya itu, Agustina bahkan kerap menitikan air mata jika melihat penderitaan yang dialami anak semata wayangnya itu.
Betapa tidak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar sewa kontrakan bedeng saja dirinya kesulitan, terlebih harus memberikan pengobatan kepada Audi.
Namun bak pepatah kasih ibu sepanjang masa, Agustina terus merawat Audi meski kondisi anaknya yang hanya bisa tidur terlentang, harus dikipas dan kemana-mana digendong tersebut.
Agustina berharap nantinya ada yang bersedia mengulurkan bantuan secara ikhlas untuk anaknya, sehingga bisa kembali sembuh seperti anak-anak lain dan bisa bersekolah.
Meski tampak tegar dengan mata berkaca-kaca, Agustina menuturkan kepada wartawan jika dirinya yang sudah satu tahun tinggal di Prabumulih kesulitan mendapatkan bantuan pemerintah dalam pengobatan disebabkan untuk membuat KTP dan KK menjadi warga Prabumulih sebagai syarat berobat selalu gagal.
"Saya sudah katik lagi biaya pak untuk membawanyo berobat ke rumah sakit. Dak taulah nak cakmano lagi caro ini, kami cuma tinggal beduo bae ngontrak di sini hampir setahun ini," ungkap ibu asal Desa Lubuk Mumpo Kabupaten Muaraenim itu dengan mata berlinang mengarah ke wajah Audi yang terbujur di pangkuannya.
Menurut Agustina, kondisi pembesaran kepalanya sudah terjadi sejak dalam kandungan yakni sejak usia kandungan delapan bulan.
Bahkan ketika dilakukan pemeriksaan kandungan ke RSUD Prabumulih, pihak medis mengatakan ada kelainan dan bisa diatasi dengan operasi yang biayanya cukup mahal.
"Pas lahiran disarankan dokter operasi, tapi nak cakmano, kami katik duit, aku tidak ada kerja dan menggantungkan hidup dengan adek yang tinggal di sebelah bedeng, jadi idak jadi dioperasi," ceritanya.
Lantaran tidak ada dana itu, Agustina mengatakan, ia hanya merawat Audi alakadarnya seperti bayi pada umumnya, padahal kepala anaknya itu sudah membesar.
"Sudah dicubo obat alternatif tapi katik hasil, bingung nak cak mano lagi, aku pasrah bae dan berusaha terus merawat dio," menahan air mata menetes.