Warga Kayu Agung Mengeluh Air PDAM Berwarna Kuning Kemerahan
Kami akui air yang didistribusikan ke dalam Kecamatan Kayuagung keruh. Itu karena memang adanya perbaikan lantaran kebocoran pipa.
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG – Warga Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mengeluhkan air yang disalurkan, distribusi oleh PDAM Tirta Agung berwarna kuning ke merahan dan berbau.
Berdasarkan informasi dihimpun menyebutkan, air dari PDAM beberapa bulan ini kerap kali tersendat tak ada airnya meskipun sudah menggunakan mesin air untuk menghisapnya.
Tak hanya itu, walaupun dapat airnya, tetapi air keluar bersamaan lumpur dan air berwarna kuning ke merahan.
Warga Kelurahan Paku, Welly Tegalega SH yang tak jauh dari kantor PDAM Tirta Agung menceritakan, di rumahnya mendapat pendistribusian air bersih dari Tirta Agung.
Belakangan ini menurut Welly, air tidak mengalir walaupun penyedotan air menggunakan mesin air. Dalam satu minggu hanya dapat air dua sampai tiga saja.
“Warna air berubah, tidak lagi jernih. Air yang didapat selain warna kuning ke merahan juga berbauk,” kata Welly, Jumat (27/1/2017) seraya mengharapkan pihak PDAM segera melakukan pengecekan terhadap alat-alat PDAM yang menyebabkan air keruh dan berbauk.
Jelas kata Welly, air menjadi kebutuhan pokok manusia, sebab itu air sangat diperlukan.
“Kalau airnya busuk bagaimana mau untuk mandi atau masak air,” ujar Welly seraya menunjukan air yang di masukannya di dalam air dalam waktu beberapa jam sudah berubah warna.
“Otomatis air tidak layak pakai. Memang seharusnya PDAM Tirta Agung transparan dan menjelaskan apa masalah dan solusi yang diberikan. Jika didiamkan saja, jelas masalah ini akan berlarut-larut,” tegas Welly juga mendesak kepala daerah segera mengganti pucuk pimpinan PDAM Tirta Agung jika tidak mampu mengatasi persoalan yang melanda masyarakat Kayuagung.
Hal senada dikatakan, Jaya salah satu warga Kelurahan Kotaraya mengaku, air PDAM Tirta Agung kerapkali mengeluarkan lumpur dan sangat berkarat sehingga tidak layak untuk digunakan untuk mandi cuci dan kakus (MCK).
“Kami heran juga mengapa air PDAM ini begitu kotor dan tidak layak digunakan. Airnya sampai mengeluarkan lumpur cokelat,” kata Jaya, Jumat (27/1/2017).
Kondisi demikian, lanjut dia, sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Bahkan sudah beberapa tahun lalu. Namun sampai saat ini belum ada solusi yang diberikan.
Sebagai alternatif, masih kata dia, pihaknya menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk mandi, cuci, kakus dan memasak.
“Kami sudah berulang kali melaporkan perihal ini ke manajement PDAM. Tapi air tetap saja air bewarna cokelat dan berlumpur. Ini bukan pertama kali terjadi, melainkan sudah berulang kali terjadi,” tutur Jaya.
Menyikapi keluhan warga mengenai air bersih, Direktur PDAM Tirta Agung, Abdul Kohar melalui Bagian Umum PDAM Tirta Agung, Bana Riyanto membenarkan air yang didistribusikan ke dalam Kota Kayuagung keruh sekarang ini.