Tidak Miliki Data Kependudukan, Lima Tahun Warga Ini Dipasung dan Tidak Ada Bantuan Pemerintah

Salah satu orang yang dipasung, Limbong, terbaring tak berdaya sambil melipat anggota badannya di tempat itu sejak lima tahun terakhir.

Editor: Hartati
KOMPAS.Com
Menderita gangguan jiwa empat anggota keluarga di pasuang terpisah di Mamasa sulawesi barat, 

TRIBUNSUMSEL.COM, MAMASA - Dua dari empat anak yang dipasung di tengah hutan selama bertahun-tahun di tengah hutan Mamasa, Sulawesi Barat, tak kunjung mendapat perhatian pemerintah setempat.

Kedua orang tersebut dipasung dalam sebuah gubuk kayu berukuran 1,3 meter x 80 sentimeter di Desa Paladan, Kecamatan Sesena Padang, Mamasa. Gubuk itu setiap hari dikerumuni semut.

Salah satu orang yang dipasung, Limbong, terbaring tak berdaya sambil melipat anggota badannya di tempat itu sejak lima tahun terakhir.

Adapun Tara, kakak kandung Limbong, dipasung di tempat terpisah di atas rumahnya.

Impian Tara untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi kandas di pasungan karena orangtuanya tak sanggup membiayai pendidikan anak-anaknya.

Tak ada yang datang menjenguknya kecuali sang ibu, Bodo' Pole, janda berusia 80 tahun yang memberi mereka makan dan minum setiap hari.

Bodo' kerap terlambat memberi makan karena telat pulang kerja mencari rumput kering atau zeong untuk dijual seharga Rp 3.000 per kilogram.

Ketika tidak bekal persiapan masak di rumahya, Bodo' seringkali harus mengutang ke sanak tetangga atau keluarga. Kemiskinan membuat keluarga ini kerap makan apa adanya.

Dari sembilan anak Bodo', empat di antaranya menderita gangguan jiwa.

Menderita gangguan jiwa empat anggota keluarga di pasuang terpisah di Mamasa sulawesi barat,
Menderita gangguan jiwa empat anggota keluarga di pasuang terpisah di Mamasa sulawesi barat,

Selain Tara dan Limbong, dua anak lain juga mengalami gangguan jiwa dan kini hidup terpisah di tempat lain bersama keluarganya.

Bodo' terpaksa memasung Tara dan Limbong karena keduanya dianggap kerap bikin ulah dan membahayakan keselamatan orang lain.

Keduanya juga diketahui kerap mengamuk tak karuan serta bepergian jauh dan dikhawatirkan hilang.

Bodo' hanya fasih berbahasa lokal Mamasa. Kini ia kerap sakit-sakitan dan lututnya nyeri karena faktor usia. Ia harus bekerja karena menjadi tulang punggung keluarga.

Karena tidak punya dokumen kependudukan, keluarga ini kerap luput dari bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah.

Keluarga dekat Bodo' yang juga Kepala Desa Paladan, Marten, berharap pemerintah setempat atau instansi terkait datang membantu mereka.

"Sudah saya adukan berkali-kali, tapi sampai hari ini belum mendapat respons pemerintah dan instansi terkait," ujar Marten.

Hingga kini belum ada petugas kesehatan atau intansi lain yang menengok atau memberi bantuan kepada warga yang dipasung tersebut.

Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi/Kompas.com

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved