Bule Jerman Ini Ungkapkan Kebahagiaan Saat Jadi Mualaf dan Menikah dengan Pria Indonesia
Bayangkan, jarak Würzburg dengan Masamba, berdasarkan peta elektronik, mencapai 11,6 ribu kilometer. Jarak itu setara dengan 35 kali lipat jarak Masa
Pernikahan Ermina dan Sumardin berlangsung secara sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA) Masamba.
Kepada TribunLutra.com, Ermina mengaku tak pernah menyangka akan menikah dengan orang Indonesia.
"Tapi kami dipertemukan Allah," kata Ermina dalam bahasa Indonesia terbata-bata.
Sebelum memutuskan menikah, Ermina terlebih dulu memeluk agama Islam mengikuti agama Sumardin.
"Sebelumnya tidak ada (agama), saya masuk (Islam) sebelum nikah," kata bule asal Wurzburg, Jerman ini.
Awal Bertemu
Sumardin dan Ermina yang ditemui TribunLutra.com (Tribunnews.com network) di kediamannya di Baloli, mengatakan awal pertemuan mereka terjadi saat Ermina berkunjung ke Baloli.
Di desa yang hanya berjarak sekitar dua kilometer dari pusat Kota Masamba, ibu kota Luwu Utara itu, Ermina bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah Rumah Pohon, rumah untuk tempat belajar bahasa Inggris untuk warga setempat.
"Awal bulan tiga (2016) saya datang di sini (Baloli) tinggal di rumah Adnan (rekannya) untuk project Rumah Pohon," kata Ermina dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Dalam project Rumah Pohon itu tersebut Sumardin juga ikut menjadi penggiat.
Aktivitas sebagai penggiat Rumah Pohon menjadi sambilan, dimana pekerjaan sehari-hari Sumardin adalah mengelola kebun.
Pekerjaan itu dilakoni karena pendidikan rendah.
"Saya tidak tamat SD (sekolah dasar)," kata Sumardin.
Kendati pendidikannya rendah, namun jiwa sosial Sumardin tinggi.
Semangatnya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa bagi warga masyarakat di desanya tak pernah pudar.