Persebaran TNI Tak Rata akibat Warisan Pemerintah Lama

Wiranto dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memaparkan konsep agar nantinya pasukan TNI bisa merata di seluruh daerah.

Biro Pers-Sekretariat Presiden/Laily
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan Johan Budi SP sebagai Juru Bicara Presiden di Istana Merdeka, Selasa (12/1/2015). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, tidak meratanya penyebaran pasukan TNI saat ini disebabkan karena warisan pemerintahan terdahulu.

"Sebenarnya kan yang terjadi saat ini adalah warisan konsep pemerintahan terdahulu," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Oleh karena itu lah, lanjut Johan, pemerintah tengah mengupayakan agar pasukan TNI tidak lagi menumpuk di Jawa, tapi bisa menyebar hingga ke daerah dan pulau terluar di Indonesia.

Hal ini dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang tadi.

"Saya selintas melihat paparan Wiranto (Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan), ternyata ada kaitan dengan titik-titik peninggalan zaman Belanda," kata Johan.

Menurut Johan, dalam ratas itu, Wiranto dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memaparkan konsep agar nantinya pasukan TNI bisa merata di seluruh daerah.

Hal ini juga sesuai dengan konsep pemerintahan Jokowi yang membangun Indonesia dari pinggiran.

"Mulainya bagaimana saya enggak tahu, tapi (sebaran pasukan TNI) akan merata," ucap Johan.

Saat membuka ratas, Presiden Jokowi mengatakan bahwa penataan gelar pasukan TNI merupakan keharusan untuk membangun postur pertahanan negara yang kuat dan kokoh, untuk mengatasi semua ancaman terhadap kedaulatan negara.

Namun penempatan gelar pasukan TNI di titik paling utara sebelah timur, di titik utara sebelah barat, di titik selatan bagian timur, dan di titik selatan bagian barat masih kurang. 

"Untuk itu saya minta agar pasukan TNI juga memperhatikan perubahan paradigma pembangunan nasional kita yang tidak lagi bersifat Jawa sentris, tapi harus Indonesia-sentris," ucap Jokowi.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved