BPS: Setahun Menjabat Bupati Musirawas Belum Bisa Turunkan Angka Kemiskinan
Yoyok juga menyampaikan, dari 14 Kecamatan Kabupaten Mura, ada tiga kecamatan yang paling tinggi angka kemiskinanya.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS-- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Musi Rawas (Mura) Aidil Adha melalui Kasi Statistik Sosial Yoyok memprediksi, angka kemiskinan Kabupaten 2016 Mura tidak mengalami penurunan yang signifikan bila dibanding dengan angka kemiskinan tahun 2015 lalu.
Hal itu didasarkan lantaran masih masa transisi antara pemerintahan yang lama dengan pemerintahan yang baru.
"Program Bupati Baru ini baru berjalan selama satu tahun, karena untuk menurunkan angka kemiskinan itu butuh waktu dua sampai tiga tahun hasilnya baru kelihatan, ditambah kita belum melihat adanya program khusus yang mengentaskan masalah kemiskinan," ungkapnya pada Tribunsumsel.Com, Rabu (3/1).
Apalagi tahun 2016 lalu, ungkap Yoyok program Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) untuk mengetahui jumlah angka kemiskinan di Kabupaten hingga kecamatan ditiadakan, sehingga untuk mengetahui jumlah angka kemiskinan terbaru harus bertumpu pada data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diprediksi baru keluar pertengahan tahun 2017 mendatang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Musi Rawas (Mura) Aidil Adha
"Program Suseda tersebut merupakan acuan untuk melihat tingkat kemiskinan di daerah masing-masing, bahkan dengan adanya program Suseda tingkat kemiskinan di Kecamatan bisa terpantau, sementara Susenas hanya secara global tidak sampai pada tingkat kecamatan," ujarnya.
Dijelaskan Yoyok, jumlah penduduk seluruh Kabupaten Mura sebanyak 383.000 jiwa.
Jumlah penduduk miskin berdasarkan program Suseda tahun 2014 sebanyak 58,780 jiwa, dan tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 57, 880 jiwa atau tahun 2014 berjumlah 15,51 persen dan tahun 2015 sebanyak 15,06 persen.
"Dari 17 kabupaten Kota se Sumsel berdasarkan data Susenas pada tahun 2015 lalu, Kabupaten Mura berada di urutan urutan 12 dengan presentase 15,13 persen, urutan ini setingkat di bawah Kabupaten Pali. Urutan pertama kota Pagar Alam dengan presentasi 9,64 persen penduduk miskin, sedangkan urutan terakhir Kabupaten Muratara dengan presentase 19, 73 Persen," ungkapnya.
Selain itu, Yoyok juga menyampaikan, dari 14 Kecamatan Kabupaten Mura, ada tiga kecamatan yang paling tinggi angka kemiskinanya.
Pertama Kecamatan Selangit dengan presentase 29,10 persen, lalu STL Ulu Trawas dengan persentase 18.99 persen, dan ketiga yaitu Tuah Negeri dengan persentase 17,62 persen.
Hanya saja jumlah itu berbanding lurus dengan jumlah kepadatan penduduk bila dibanding kecamatan lain.
"Ada banyak faktor penyebab kemiskinan, salah satu faktor sangat yang sangat mempengaruhi adalah seragamnya mata pencarian penduduk. Tiga kecamatan tersebut rata-rata mengandalkan sektor perkebunan karet. Ketika harga karet anjlok maka akan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin, akan berbeda apabila mata pencarian penduduk beragam, misalnya ada yang berdagang dan ada yaang bertani seperti kecamatan Tugu Mulyo. Maka apabila sektor pertanian anjlok penduduk masih bisa mengandalkan sektor lainnya, sehingga tidak menyebabkan angkat kemiskinan melonjak tajam," pungkasnya. Mg 18.