Jelang Asian Games 2018, Pengelolaan Sampah Jadi Perhatian Serius Pemprov Sumsel

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumsel memperkirakan, satu orang setiap harinya menghasilkan sampah setengah Kilogram.

Editor: Hartati
Humas Pemprov Sumsel
Badan Lingkungan Hidup Sumsel bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menggelar seminar nasional sehari dengan tema "Gerakan Tiga Jari Kelola Sampah, Pilah, Kompos, dan Daur Ulang Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020", di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (24/11/2016). 

PALEMBANG -  Suksesnya event Internasional Asian Games 2018 di Palembang Provinsi Sumatera Selatan, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengelolaan sampah khususnya di Kota Palembang yang saat ini menjadi salah satu perhatian serius Pemerintah Provinsi Sumsel.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumsel memperkirakan, satu orang setiap harinya menghasilkan sampah setengah Kilogram.

Jika dikalikan dengan 8 Juta jiwa penduduk Sumsel, artinya setiap hari menghasilkan sebanyak 4.000 ton sampah yang didominasi sampah rumah tangga.

Untuk Kota Palembang, sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setiap waktu cenderung meningkat, mencapai 600-700 ton per hari.

Mengatasi permasalahan ini, Badan Lingkungan Hidup Sumsel bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menggelar seminar nasional sehari dengan tema "Gerakan Tiga Jari Kelola Sampah, Pilah, Kompos, dan Daur Ulang Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020", di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (24/11/2016).

Kegiatan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih perduli dengan permasalahan sampah ini, dibuka langsung Kepala BLH Provinsi Sumsel, Ir. Lukita Riati M.Si, dengan menghadirkan narasumber, Kasubdit sampah spesifik dan daur ulang, kementrian LHK RI, Dr. Haruki Agustina.

Lukita Riati menjelaskan, Peluang pengelolaan sampah yang bisa dilakukan diantaranya dengan pembangunan TPS regional melalui Kementrian PUPR di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin.

Terbentuknya BLH menjadi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi yang salah satu fungsinya adalah pengelolaan sampah lintas Kabupaten/Kota, serta potensi peranan pihak swasta melalui CSR.

Tantangan pada Asian Games mendatang, kata Lukita Riati, diperkirakan potensi peningkatan sampah antara 15.000 orang dikalikan setengah Kilogram sampah per orang per hari yakni 7,5 ton per hari.

Selain itu, sampah yang tidak terangkut berkisar 7,9 ton per hari.

Sehingga potensi sampah tidak terlayani sebanyak 15,4 ton per hari.

"Menjelang Asian Games kita bersama-sama memikirkan bagaimana agar bisa mengurangi sampah, dan salah satu upaya kita melalui seminar ini," ungkapnya.

Lukita Riati menambahkan, pengelolaan sampah yang dimaksud adalah sampah sisa dari keseharian manusia atau alam, seperti sampah organik berasal dari sisa makanan dan sampah nonorganik berupa plastik.

Untuk sampah organik dalam kondisi tertentu bisa menghasilkan gas metan yang berdampak pada efek rumah kaca.

"Sebetulnya konsep kita adalah upaya pengurangan sampah ke TPA dengan Reduse, Reuse, dan Recycle (3R) serta melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk mengurangi sampah dengan memanfaatkannya kembali dalam bentuk yang lain," tegasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved