Tokoh Nilai Tidak Ada Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembangunan Jargas
Carut marut pembangunan jaringan gas kota (Jargas) di kota Prabumulih yang terus dikeluhkan masyarakat lantaran menyebabkan banyak masalah, ternyata
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Carut marut pembangunan jaringan gas kota (Jargas) di kota Prabumulih yang terus dikeluhkan masyarakat lantaran menyebabkan banyak masalah, ternyata turut disesalkan sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh politik.
Satu diantara tokoh Prabumulih yakni TR Hulu menuturkan, pembangunan jargas di Prabumulih terkesan tidak ada koordinasi antar beberapa instansi dan pihak pekerja sehingga menyebabkan sejumlah pembangunan menjadi rusak.
"Pengerjaan pembangunan jargas kita nilai kurang rapi dan terkesan pembangunan itu tidak terkoneksi dengan kegiatan yang lain. Contohnya Jalan sepanjang Gunung Ibul, baru sudah dicor dan diaspal menjadi rusak akibat dibongkar untuk pembangunan jargas," tegas TR Hulu ketika dibincangi, Minggu (20/11/2016).
Menurut TR Hulu, idealnya kegiatan yang memakai ruas jalan sama tapi item kegiatan berbeda hendaknya dikoordinasikan atau terkoneksi, sehingga anggaran dipakai banyak menjadi anggaran yang efektif serta tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
"Saya tidak menyalahkan pembangunan jargas, sudah menjadi tugas kita bersama mengingatkan pelaksana maupun pemilik anggaran namun mestinya terkoneksi karena kalau begini maka jelas ini pemborosan anggaran. Kita bukan mendiskreditkan tapi hanya mengingatkan," ungkapnya seraya mengatakan jargas pertama diusulkan dirinya dan rekan-rekan komisi II DPRD Prabumulih ke kementerian pada 2012 silam.
Politisi senior ini menuturkan, seyogyanya dalam pembangunan hendaknya mendahulukan pembangunan yang ada di dasar tanah seperti jaringan gas kota maupun pipa PDAM, selanjutnya baru mengerjakan pembangunan jalan.
"Kalau dikerjakan demikian tentu tidak akan menimbulkan lobang-lobang baru dijalan, menimbulkan genangan air baru, saya tidak katakan pembangunan jargas ini penyebab banjir tapi lihat saja dilapangan. Saya hanya menyarankan dan mengingatkan saja karena konsep saya kritik harus dengan solusi," tuturnya seraya menuturkan semestinya ada koordinasi sehingga hemat anggaran dan pembangunan tidak terus dikeluhkan.
Selain itu, Hulu menjelaskan, pengerjaan proyek jargas juga dilakukan oleh orang-orang yang tidak berkompeten dibidangnya sehingga menjadi lama terselesaikan serta tidak tertata dengan baik. "Lihat saja dilapangan pekerjanya, tidak berkompeten, gali sini tinggalkan, gali sana tinggalkan. Kita prhatin jika pembangunan tidak dikerjakan pada ahlinya, semestnya pada yang ahlinya," jelasnya seraya jalan baru sembilan hari dicor dibongkar sangat sayang.
Hal yang sama disampaikan Helizar, tokoh pemuda Kecamatan Prabumulih Utara. Menurut Helizar, pembangunan jaringan gas yang hingga saat ini belum diketahui sudah seberapa jauh realisasinya itu memang menyebabkan kerusakan dimana-mana. "Selain itu adanya pembangunan jaringan gas ini menyebabkan banjir sejumlah titik di Prabumulih, tanah galian yang tidak langsung dibuang atau ditutupkan ke bekas galian menjadi hanyut terbawa aiir hujan dan menutup drainase-drainase sehingga menyebabkan banjir," ujarnya.
Helizar mengatakan, semestinya bekas galian langsung dilakukan penutupan agar tanah tidak terbawa air dan menyebabkan banjir. "Selain itu sudah banyak korban akibat terperosok di lubang bekas galian jargas," katanya.
Sementara, disetiap kesempatan Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM mengungkapkan permohonan maaf jika pembangunan jargas mengganggu aktivitas masyarakat dan ia berjanji keluhan masyarakat akan terjadi di tahun ini saja.
"Kita meminta maaf kalau jalan kotor, banyak pasir atau tanah karena galian gas, ini tidak akan lama karena setelah nanti selesai gas in akan diperbaiki lagi dan semua dilakukan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat.(eds)