Antasari Diminta Tidak Banyak Pikiran karena Sakit Hingga Diopname di Sel

Antasari terkenang masa-masa sulit yang harus dihadapinya seorang diri selama hidup di sel tersebut.

Editor: Hartati
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Antasari yang mengaku kecewa atas putusan hakim, mengajukan banding. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Sebuah kamar sel berukuran 4x6 meter persegi di Blok G Mahameru Lapas Klas I Tangerang, menjadi saksi bisu perjalanan hidup seorang Antasari Azhar.

Sel yang hanya dilengkapi dengan sebuah kipas angin dan kasur tersebut menjadi tempat istirahat sekaligus sebagian aktivitasnya.

Antasari terkenang masa-masa sulit yang harus dihadapinya seorang diri selama hidup di sel tersebut.

"Kamar saya di sini tidak saya beratkan untuk ditinggalkan. Cuma memang banyak kesan di kamar itu. Sakit dirasakan sendiri, badan pegal dirasakan sendiri. Mau mengeluh kemana?" ujarnya.

Antasari menceritakan, dia pernah dua kali mendadak sakit hingga harus dilarikan ke rumah sakit dan diopname.

"Pernah tiba-tiba gula darah naik 500 (Mg/dl). Padahal saya nggak ada sakit diabetes. Saya juga kaget. Saya tanya dokter, katanya saya kebanyakan pikiran. Yah, namanya juga di dalam (sel) pasti mikir terus," kenang Antasari.

"Waktu itu saya lagi ada masalah persiapan pernikahan anak kedua saya. Saya mikir, persiapannya bagaimana. Saya saat itu cuma bisa komunikasi aja dengan istri tanpa bisa melihat langsung. Tapi, alhamdulillah begitu hari-H saya datang, acara sudah siap semua. Di situ saya salut dengan istri saya," sambungnya.

Ia pun akan mengenang kembali sejumlah kegiatan yang terpaksa harus dilakoni di dalam sel.

Di antaranya, beribadah, membaca Alquran hingga senam pernafasan atau Tai Chi.

"Biasanya di kamar olahraga ringan aja, seperti menggerakkan kaki, menggoyangkan tangan, seperti Tai Chi," ujar dia.

Penulis: Abdul Qodir

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved