Bantu Kakek dan Biaya Istri Melahirkan Pemuda Ini Rela Ambil Resiko Dipenjara
Sementara temannya Heri yang sehari-hari berprofesi sebagai kuli bangunan di kampung halamannya juga menyesali perbuatannya.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Heri dan Rio akan segera diproses hukum setelah berkas kedua pengedar ganja ini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Lubuklinggau, Senin (07/11).
Heri alias Bobi (22) dan M Aqil Farhansyah alias Rio (17) kurir ganja 20 Kilo Gram (Kg) di tangkap Jajaran Polsek Linggau Selatan saat menggelar razia rabu (26/10) malam.
Keduanya ditangkap di jalan Simpang Tiga wilayah Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Kedua tersangka berasal dari kampung Gurogo Gandapuiro, RT 12, Kecamatan Lhokseumawe, Kabupaten Bireun Aceh Utara, Nannggroe Aceh Darussalam (NAD).
Kedua diantar langsung oleh jajaran anggota Satnarkoba Polres Lubuklinggau dan di terima langsung oleh Kasi Pidana Umum (Pidum) Dian Herdiman di ruang kerjanya sekira pukul 13.30 WIB.
Saat ditanya awak media kedua tersangka mengaku dari 20 Kg ganja yang akan di dikirim ke Baturaja, kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tersebut.
Keduanya mendapat upah Rp 600 ribu per kilogram ganja bila sampai kepada si pemilik barang.
"Kami baru pertama kali ngantar barang ini. Kami dapat upah Rp 600 dan kalau di kali 20 kg kami dapat Rp 12 juta, tapi kami baru nerima Rp 2 juta untuk ongkos jalan. Sisanya akan di bayar saat barang ini sampai," ungkap tersangka M Aqil saat dibincangi Tribunsumsel.com.
Tersangka yang masih berstatus siswa kelas XI Sebuah Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) swasta di kota Lhokseumawe ini sangat menyesali perbuatannya.
Ia Juga mengungkapkan menjadi kurir ganja karena himpitan ekonomi.
Maklum saja kedua orang tuanya berada di DKI Jakarta sementara dirinya tinggal di aceh bersama kakeknya.
"Kami kenal dengan Taro (pengirim barang) baru sekitar tiga minggu. Kemudian ia nawari untuk ngantar barang ke Baturaja. Karena nominal upahnya besar akhirnya saya dan Heri mau. Penyerahan barangnya juga di rumah Taro, kita hanya disuruh ngantar ke Baturaja saja," terangnya.
Ia juga begitu tampak merasa menyesal telah melakukan perbuatan tersebut.
Bahkan dirinya sempat menangis terisak-isak ketika di cecar pertanyaan lebih dalam lagi.
Sementara temannya Heri yang sehari-hari berprofesi sebagai kuli bangunan di kampung halamannya juga menyesali perbuatannya.
Pengakuanya, ia mau jadi kurir pengantar ganja lantaran istrinya sedang hamil dan mencari biaya untuk persiapan persalinan istrinya kelak.
"Biasanya saya kuli bangunan. Di tawari dapat duit besar akhirnya saya mau. Istri saya sedang hamil, itulah saya mau," tuturnya.