Darah Dari Donor Ternyata Tak Bisa Bertahan Lama, Ini Dia Penyebabnya

"Lebih dari itu maka darah tidak bisa lagi digunakan. Dan itu harus dibuang," kata Yunizir saat dibincangi TribunSumsel, com.

kompas.com

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Seketaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Yunizir Dzakfar mengatakan darah yang didonorkan tidak bisa bertahan lama.

Menurutnya daya tahan darah didalam kantong itu hanya 21 hari sejak diambil.

"Lebih dari itu maka darah tidak bisa lagi digunakan. Dan itu harus dibuang," kata Yunizir saat dibincangi Tribunsumsel, com.

Disinggung terkait harga darah, Yunizir memaparkan, untuk menyalurkan darah yang ada UTD PMI menyalurkan sesuai permintaan rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.

Sebab kata dia, setelah UTD PMI resmi berdiri dan berdasarkan Permenkes No 83 tahun 2014 dan MoU antara Unit Tranfusi Darah (UTD) dengan Rumah sakit.

Seketaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Yunizir Dzakfar
Seketaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Yunizir Dzakfar

Jika rumah sakit tidak boleh lagi melakukan pelayanan transfusi darah atau donor darah.

"Jadi jika pasien membutuhkan darah, rumah sakit bisa mengambil ke UTD PMI."

"Dari situ UTD PMI sesuai aturan meng Klaim ke Rumah Sakit bersangkutan, Rp 360 ribu perkantong darah," jelas Yunizir.

Hasil Klaim Rp 360 ribu perkantong itu kata Yunizir, digunakan untuk honor petugas tranfusi darah dan lain-lain.

"Termasuk untuk pendonor yang mendonorkan mereka."

"Tentunya yang dimaksud untuk pendonor itu, di UTD PMI setelah mendonor, pendonor dapat puding, makanan dan lainnya. Termasuk operasinal dan keperluan lainnya," ucapnya.

Disamping itu, ia menambahkan, hingga saat ini mereka masih kesulitan memenuhi kebutuhan darah mencapai 700 kantong perbulan untuk wilayah setempat.

Hal ini katanya saat dibincangi Tribunsumsel.com, karena masih kurangnya minat masyarakat untuk mendonorkan darah meraka.

"Minat masih untuk donor darah ini masih kecil. Padahal katanya donor darah ini baik untuk kesehatan," kata Yunizir.

Ia mengaskan, untuk mencapai kebutuhan itu ia terus berupaya melakukan sosialisasi.

Mulai dari sekolah-sekolah hingga masyarakat luas.

Ia menjelaskan, banyak kegiatan dan kerjasama yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu. Diantaranya, merangkul Instansi dan lembaga lain.

Misalnya dengan PT SB melakukan aksi donor darah.

"Alhamduillah puluhan kantong darah dari pendonor bisa kita kumpulkan sekarang ini," ucapnya.

Selain itu kata Yunizir dengan sudah adanya Unit Transfusi Darah (UTD) PMI OKU, kata dia, kebutuhan bisa terpenuhi.

Sebab, pelayanan tranfusi dara bisa langsung ke UTD PMI.

"Jadi rumah sakit bisa langsung ke UTD PMI jika membutuhkan darah," katanya.

Disamping itu kata Yunizir, untuk meningkatkan minat donor darah ini, mereka terus melakukan upaya.

Sehingga ke depan aksi donor darah menjadi gaya hidup masyarakat OKU.

"Di Indonesia ini baru Bandung saja yang menjadi daerah donor darah menjadi gaya hidup."

"Kedepan OKU ini harus bisa menjadikan donor darah sebagai gaya hidup," kata Yunizir sebagai upaya mencapai hal itu, mereka menjaring sukarelawan pendonor pemula.

"Kalau dari segi usia mulai dari 17 tahun ke atas sudah bisa melakukan donor darah," ucapnya.(rws)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved