Lippo Plaza Linggau Diminta Prioritaskan Pekerja Lokal
Seperti di depan di buat mara jalan sehingga dari eskalator ke trotoar jalan tidak menimbulkan kemacetan, dan juga minta di tanami pohon-pohon.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe meminta kepada pihak Lippo Plaza yang akan mulai beropersi pada awal bulan Nopember 2016 mendatang untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya masyarakat Lubuklinggau.
"Saya sudah meminta untuk tenaga kasar saat pembukaan Lippo Plaza nanti baik itu mulai dari tukang sapu sampai dengan penjagaan keamanan. Saya meminta kepada mereka 90 persen adalah masyarakat Lubuklinggau. Kecuali tenaga teknis dan skil tidak jadi masalah lebih banyak orang luar. karena berkaitan dengan ke ahlian," ungkapnya usai meninjau pembangunan Lippo Plaza, Rabu (19/10/2016).
Selain itu dalam sidaknya Walikota yang biasa di sapa Nanan ini memeriksa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Daerah Milik Jalan (DMJ) sebagaimana yang di Keluhkan oleh sejumlah elemen masyarakat Lubuklinggau selama ini.
Dijelaskannya apa yang dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat selama ini kalau Lippo Plaza ini pembangunannya tidak memperhatikan lingkungan dan tidak mempunyai IPAL serta menyerobot DMJ tidaklah benar.
Semua yang di Keluhkan oleh masyarakat ternyata komplit semuanya terpenuhi.
"Tadi juga kita sudah menyaksikan sendiri bahwa untuk IPAL ternyata sudah ada, dan IPAL rumah sakit juga sudah di buat. Meski pun untuk rumah sakitnya akan diselesaikan pada tahap kedua 2017 mendatang," terangnya.
Kendati sudah lengkap pihaknya juga memberikan koreksi tambahan kepada pihak Lippo Plaza.
Seperti di depan di buat mara jalan sehingga dari eskalator ke trotoar jalan tidak menimbulkan kemacetan, dan juga minta di tanami pohon-pohon.
Walaupun mereka sudah punya rencana untuk membangun itu semua.
"Saya juga sampaikan masalah tempat pembuangan sampah. Kita menginginkan sampah di kelola oleh mereka sendiri tidak bergantung pada dinas kebersihan. terakhir adalah tempat sarana ibadah untuk di siapkan ruang khusus pembangunan Musholla, karena kalau bisa hari Jumat mereka shalatnya di sana saja," ungkapnya.