Diduga karena Mesin Mati, Pasien Cuci Darah Meninggal
Pasalnya, pasien Bramanto meninggal saat menjalani proses cuci darah diduga karena mesin mati akibat pemadaman listrik.
Bantah UPS mati
Manajemen Rumah Sakit Bumi Waras membantah mesin pemasok daya atau UPS ke mesin pencuci darah mati sehingga mengakibatkan Bramanto meninggal.
Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Bumi Waras, dr Arief Yulizar memastikan mesin pemasok daya ke mesin cuci darah yang dipakai Bramanto hidup.
"Gensetnya juga hidup. Jadi ketika listrik padam dalam dua detik mesin cuci darah langsung hidup karena UPS hidup," kata Arief melalui sambungan telepon, Selasa (18/10/2016).
Arief menjelaskan, Bramanto sempat koma dan dirawat di ruang ICU selama dua hari. Hasil diagnosis, Bramanto menderita penyakit komplikasi seperti jantung dan ginjal.
Bramanto menjalani cuci darah pertama beberapa hari lalu.
"Setelah cuci darah pertama hasilnya bagus. Kondisi pasien membaik," sambung Arief.
Pasien kembali menjalani cuci darah pada Selasa (18/10/2016) pagi. Arief mengakui listrik dipadamkan pihak PLN saat itu.
"Listrik memang padam. Tapi UPS kami berfungsi baik sehingga dalam waktu dua detik mesin cuci darah sudah menyala," sambung Arief.
Menurut Arief, mesin genset juga berfungsi baik. "Jadi dalam tujuh detik mesin cuci darah kembali menyala karena genset hidup," kata dia.
"Jika memang UPS dan genset tidak menyala pasti 12 mesin cuci darah lainnya ikut mati ketika listrik padam. Tapi kenyataannya 12 mesin cuci darah lainnya hidup," Arief berkata sungguh-sungguh.
Arief menduga kematian Bramanto adalah serangan jantung karena sudah lemah.
Mengenai pernyataan keluarga korban tidak ada dokter jaga yang memberikan pertolongan, Arief memastikan saat itu ada tiga dokter piket yang siap sedia di rumah sakit.
Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung tidak mendapat pemberitahuan PLN akan adanya pemadaman listrik. Arief tak tahu tujuan penyidik Polda Lampung mendatangi rumah sakit.
