Warga Suku tengger Tetap Berikan Sesajen di Kawah Gunung Bromo Meski Berstatus Siaga

Warga Tengger sudah sangat akrab dengan Bromo, jadi tidak perlu takut erupsi

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga suku Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (18/12/2015), seusai melaksanakan ritual Jumat manis dengan meletakkan sesajen di sekitar kawah Gunung Bromo yang statusnya kini Siaga. Walau ada larangan beraktivitas, terkait status kegunungapian, dalam radius 2,5 kilometer dari Bromo, pihak keamanan memberi toleransi kepada warga Tengger melakukan ritual itu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PROBOLINGGO - Upacara Yadnya Kasada dimaknai sebagai janji warga Suku Tengger kepada leluhurnya untuk Gunung Bromo.

Oleh karena itu, upacara yang digelar setiap tanggal 14-15 malam Purnama Bulan Kasada itu akan tetap digelar meski Bromo sedang mengalami erupsi.

"Warga Tengger adalah warga yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur. Yadnya Kasada adalah janji warga Tengger kepada leluhurnya," kata Supoyo, tokoh Suku Tengger Bromo, usai resepsi Yadnya Kasada di balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (20/7/2016).

Perayaan Kasada di tengah erupsi juga sudah pernah dilakukan oleh warga Tengger di 2014 lalu.

"Warga Tengger memahami erupsi sebagai siklus, warga Tengger sudah sangat akrab dengan Bromo, jadi tidak perlu takut erupsi," ujarnya.

Untuk erupsi tahun ini, warga Tengger sudah sepakat dengan pihak terkait seperti BPBD dan pengelola Taman Bromo Tengger Semeru (TNBTS) untuk membatasi pengunjung hingga radius 1 kilometer dari bibir kawah.

Warga yang diperbolehkan masuk hanya yang warga yang melakukan sesaji.

Usai resepsi Kasada, ratusan warga Tengger mulai berangkat menuju Pura Luhur Poten di lautan pasir Bromo dengan berjalan kaki. Di bawah rintik hujan, mereka membawa sesaji hasil bumi untuk dilarang di kawah Gunung Bromo.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved