Presiden Jokowi Satu dari 10 Pemimpin Dunia Paling Efektif di Twitter

Pemerintah-pemerintah yang tidak memiliki kapabilitas penyiaran lengkap, biasanya dijumpai di kawasan Amerika Latin, menggunakan Periscope dan Faceboo

Editor: M. Syah Beni
Twitter
Kajian terbaru studi Twiplomacy 2016 menganalisis 793 akun Twitter milik para kepala negara dan pemimpin pemerintahan dari 173 negara, dengan total massa mencapai sekitar 324 juta pengikut. 

Sejak resmi menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi menggunakan akun Twitter-nya sebagai media utama untuk berbagi informasi kinerja pemerintah dalam bidang pembangunan, keamanan, hukum, sosial, politik dan budaya.

Pada Agustus 2015, Jokowi menjadi presiden pertama di kawasan Asia-Pasifik yang mengadakan sesi Periscope (melalui akun@presidenjokowidodo) ketika penyelenggaraan #KarnavalKhatulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat.

Jokowi juga menggunakan Twitter untuk mengecam aksi terorisme di Jakarta pada Januari 2016.

Twiplomacy edisi 2016, yang pada tahun sebelumnya hanya berfokus pada Twitter, telah diperluas untuk menganalisis platform media sosial lain termasuk Facebook, Instagram, YouTube, Snapchat, LinkedIn, Google+, Periscope dan Vine.

Situs Twiplomacy juga dilengkapi dengan peringkat live dan untuk pertama kalinya, atlas media sosial untuk negara-negara yang dikaji dalam studi ini.

"Studi lintas-platform ini menunjukkan bahwa para pemimpin dunia makin banyak melakukan pendekatan terintegrasi yang mencakup berbagai kanal media sosial, yang juga merupakan indikasi arahan bagaimana makin banyak pemimpin usaha yang bergerak ke arah yang sama," ungkap Jeremy Galbraith, CEO of Burson-Marsteller Europe, Middle East and Africa and Global Chief Strategy Officer.

"Kami juga mendapati bahwa banyak pemimpin dunia yang memperlihatkan sisi lain kepribadian mereka di balik status jabatan. Saat ini, citra pribadi menyampaikan pesan yang lebih kuat, dibanding sekadar kata-kata. Ini juga taktik yang dapat digunakan secara efektif untuk para pemimpin perusahaan," ujarnya.

Kajian terbaru studi Twiplomacy 2016 menganalisis 793 akun Twitter milik para kepala negara dan pemimpin pemerintahan dari 173 negara, dengan total massa mencapai sekitar 324 juta pengikut.

Studi ini juga memuat sejumlah kiat bagi para komunikator agar dapat menbangun akun media sosial yang efektif dan dapat menggerakkan interaksi online.

Kiat-kiat tersebut didapat dengan mengombinasikan data dan melakukan analisis mendalam atas muatan berbagai profil akun yang berbeda.

Sejumlah kiat penting di antaranya adalah pentingnya kreativitas dan tampilan visual, perlunya menyesuaikan konten dengan platform yang digunakan, aktualitas serta pentingnya memproyeksi sosok di balik akun media sosial.

Lembaga non-pemerintah juga dikaji dalam studi ini.

Akun Twitter PBB (@UN) merupakan yang paling banyak diikuti oleh pemimpin dunia (296 dari 793 akun para pemimpin dunia).

The New York Times (@NYTimes) adalah akun berita yang paling banyak pengikutnya, diikuti oleh @UNICEF di posisi ketiga yang merupakan organisasi internasional dengan pengikut kedua paling banyak di dunia.

Akun Twitter @Twiplomacy merupakan akun organisasi non-pemerintah keempat yang paling banyak diikuti oleh akun para pemimpin dunia (162 pengikut), di atas akun-akun kenamaan lain seperti The Economist, BBC, Reuters dan CNN.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved