Sekali Transaksi Tawarkan Gadis, Mahasiswa Ini Bisa Untung Hingga Rp 600 Ribu

Pelanggannyapun dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, karyawan, maupun pengusaha. Untuk tarif, DK mematok harga antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta

TRIBUNSUMSEL.COM/SLAMET TEGUH RAHAYU
DK (Kanan) saat diamankan di Polresta Palembang 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Geliat prostitusi online tampaknya memang masih terus terjadi di kota Palembang.

Setelah sebelumnya anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Palembang berhasil mengamankan BD (18), dan DE (22), yang diketahui sebagai mucikari.

‎ Kali ini, setelah melakukan pengembangan polisi berhasil mengamankan DK (20), yang mana namanya sering disebut BD selaku pemasok gadis-gadis cantik.

Tak hanya mengamankan DK, saat melakukan operasi undercover di sebuah hotel yang berada di Jalan Kartini, polisi turut memeriksa SN (20), selaku korban DK, Senin (2/5/2016) dinihari.

Namun, saat diamankan di Polresta Palembang, DK membantah jika ia merupakan jaringan dan menjadi bos dari kedua temannya yang terlebih dahulu sudah diamankan tersebut. Menurut DK, hubungan mereka hanyalah sebatas teman.

"Kami tidak ada kaitan apapun, hanya sekedar teman," ujar DK saat diamankan di Polresta Palembang.

Meski membantah, jika ia merupakan bos dari kedua temannya tersebut, namun DK tak membantah jika ia sudah sebulan terakhir ini menjual gadis-gadis cantik tersebut kepada pria hidung belang.

Pelanggannyapun dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, karyawan, maupun pengusaha. Untuk tarif, DK mematok harga antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta untuk transaksi shorttime.

Transaksinyapun tak secara terang-terangan. Ia menggunakan kecanggihan teknologi, untuk memuluskan bisnis prostitusinya tersebut.

"Kalau transaksi hanya via BBM (BlackBerry Masenger) pak. Itu menyebarnya dari teman ke teman saja, tidak dipublikasikan, atau di broadcast.‎ Jujur pak, baru sebulan terakhir ini saya melakukan hal ini. Baru tiga kali juga saya menawarkan perempuan itu ke pelanggan."

"Untuk sekali transaksi saya mendapatkan untung Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, tergantung pelanggan membayar perempuannya itu," terang pria yang mengaku masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu Universitas di Palembang ini.

DK menceritakan, gaya hiduplah yang membuatnya nekat melakukan praktek haram ini.

Kegemarannya untuk berkaraoke, dan nongkrong bersama teman-teman di cafe-cafe mahal membuatnya tak perduli jika harus menjualkan anak gadis orang.

"Awalnya ada teman yang minta carikan perempuan, tapi saat itu ia hanya omong kosong saja, sampai akhirnya memang ada yang benar-benar minta carikan perempuan itu, dari sana saya mulai berani, karena gampang dapat uangnya."

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved