Hari Kartini

Nenek 60 Tahun Pilih Jadi Penggali Sumur

Wonder women,mungkin itulah kata yang tepat ditujukan pada Tumini (66),meskipun kodratnya

Penulis: Ika Anggraeni |
TRIBUNSUMSEL.COM/IKA ANGGRAENI
Tumini saat menggali sumur 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM - Wonder women,mungkin itulah kata yang tepat ditujukan pada Tumini (66),meskipun kodratnya terlahir sebagai perempuan,siapa sangka tangan mungilnya tersebut telah berhasil menggali sekitar 500 sumur dari profesi yang telah ia tekuni selama ini,Rabu,(20/4/2016).

Seperti penuturannya saat Tribunsumsel menyambangi kediamannya yang berada tak jauh dari Kantor Lurah Kelurahan Air Lintang Muaraenim,bertubuh mungil, rambut yang hampir semuanya memutih tak menyurutkan warga Muaraenim ini beralih profesi sebagai tukang penggali Sumur yang sudah ia tekuni sejak tahun 1975.

"Alhamdullah sampai saat ini orang masih percaya sama saya untuk menggali sumur mereka,dan karena sudah terbiasa ya menggali sumur itu sama saja seperti orang bekerja pada umumnya,mungkin karena saya menjalaninya secara enjoy dan hobby,jadi semua terasa tanpa beban," ungkapnya.

Di katakan Tumini,ia merupakan anak dari seorang camat Gelumbang tahun 1961 sampai 1963 dan menjadi anak camat itu bukanlah hal yang harus di sombongkan.

" kakak saya pemborong,dulu saya sering minta kerjaan sama kakak saya di proyek,mengangkut galian tanah untuk di angkat menuju truk,itu untuk mengisi satu truk sehari itu saya lakukan sendiri,dan semua terasa biasa-biasa saja," katanya.

Di katakan Tumini meskipun ia perempuan ia tak pernah malu berprofesi sebagai penggali sumur.

" pekerjaan ini halal,hasilnyapun saya dapat dari cucuran keringat jeripayah saya sendiri,jadi kenapa harus malu,malah ini harus di syukuri,ini rejeki yang di kirim allah untuk saya dan keluarga,dulu yang malu itu malah suami saya,dia kan purnawirawan TNI,dulu masih ABRI,dan gaji ABRI masih sangat kecil,dan dapur kami butuh tambahan biaya,dari situlah saya mengambil peran saya sebagai istri untuk membantu meringankan beban suami sebagai kepala rumah tangga,jadi untuk membantu ia saya bekerja sebagai penggali sumur,kata Suami saya "isin," (malu.bahasa jawa.red) masa harus gali sumur,tapi saya diemin aja,lama-lama dia juga diam dengan sendirinya," katanya.Di katakan Tumini,sebelum menjadi penggali sumur,ia pernah mencoba untuk berdagang seperti menjual sayur,ikan dan minyak lampu namun berkali-kali ia mengalami kebangkrutan.

Untuk kisah inspiratif  Tumini "Sang Kartini" selengkapnya baca di harian Tribun Sumsel terbitan Kamis (21/4/2016).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved