Zao An
Sejarah Suling Tujuh Lobang
Alunan irama nan indah yang muncul dari berbagai macam alat dengan cara dipetik, dipukul atau dengan cara lainnya, sehingga timbul nada yang indah
Penulis: Henky Honggo |
TRIBUNSUMSEL.COM - Alunan irama nan indah yang muncul dari berbagai macam alat dengan cara dipetik, dipukul atau dengan cara lainnya, sehingga timbul nada yang indah, ini dinamakan musik. Alunan musik merupakan suatu karunia yang tak ternilai harganya. Banyak manfaat dari menikmati sebuah alunan musik, misalnya sebagai misi budaya, acara keagamaan, dan lain-lain. Musik juga merupakan ciri khas atau ungkapan jati diri dari seseorang atau komunitas.
Setiap penjuru dunia mempunyai musik tersendiri, dan ini adalah suatu kebanggaan yang harus dilestarikan. Pada edisi minggu ini Zao An membahas tentang musik tradisional asal Tiongkok dengan berbagai macam jenis dan tipe.
Asal Muasal
Awal mula alat musik yang ada di negeri tirai bambu ini ditemukan sebagai alat untuk berburu. Bentuknya seperti peluit yang terbuat dari batu. Selain itu juga ditemukan suling yang terdapat tujuh buah lobang. Pada zaman itu, alat musik ini digunakan untuk ritual upacara kerajaan, bahkan kaisar Qin menganggap musik itu seperti awan yang harus disembah. Setelah itu alat musik tradisional berkembang, sampai pada zaman dinasti Qing yang digunakan untuk pemujaan kepada nenek moyang.
Perkembangan yang pesat dari alat musik tradisional, sudah sejak lama terasa sangat signifikan. Pertama kali yang diciptakan adalah genderang kayu, setelah itu ada yang terbuat dari tanah liat dan akhirnya dari bahan perunggu. Genderang perunggu yang lengkap pertama kali ditemukan dari sebuah makam pada abad ke lima. Jumlah genderang adalah 85 buah dan dapat dimainkan dengan 12 nada. Interval dan oktaf ternyata sudah ada sejak zaman itu.
Saat dinasti Zhou, jenis alat musik pun bertambah tipenya. Terdapat 70 jenis alat musik yang dibuat dari perunggu atau sejenis metal, batu, tanah liat, kulit hewan, senar, kayu, labu dan bambu, serta lainnya. Jenis-jenisnya pun terus bertambah, hingga zaman dinasti Qing, terdapat pembedaan cara memainkannya. Ini juga dipengaruhi oleh jenis musik dari wilayah Asia lainnya, seperti India, dan Jepang.
Permainan alat musik ini juga tidak hanya secara solo, tetapi juga ada semacam kumpulan pemain musik yang mirip dengan orkes. Dahulu tidak ada konduktor, jadinya setiap pemain musik wajib menghapalkan partitur musik pada saat unjuk gigi.
Jenis-jenis alat musik yang dibagi dengan penggunaannya :
Gesek :
Erhu (二胡 èr hú) – sejenis rebab yang ada membran, dua senar dan penggesek.
Gaohu (高胡 gāo hú) – sejenis rebab yang mempunyai nada yang tinggi.
Gehu (革胡 gé hú) – sejenis cello dengan nada rendah.
Banhu (板胡 bǎn hú) – sejenis rebab yang terbuat dari batok kelapa dan membrane dari kayu.
Petik :
Guzheng (古箏 gǔ zhēng) – kecapi
Yangqin (揚琴 yáng qín) – sejenis kecapi dengan banyak senar dan bambu pemukul untuk memainkannya.
Pipa (琵琶 pí pá) – sejenis gitar dengan 5 senar.
Ruan (阮 ruǎn) – sejenis gitar yang berbentuk bulat dengan 4 senar.
Sanxian (三弦 sān xián) – sejenis gitar dengan leher panjang dan 3 senar.
Liuqin (柳琴 liǔ qín) – sejenis gitar yang bentuknya seperti buah pir dan memiliki 4 senar.
Konghou (箜篌 kōng hóu) - harpa
Tiup :
Dizi (笛子 dí zǐ) - suling
Suona (嗩吶 suǒ nà) – terompet
Sheng (笙 sheng) – kumpulan tabung bambu yang dapat menghasilkan suara.
Xiao (蕭 xiāo)- suling
Pukul :
Paigu (排鼓 pái gǔ) – satu set gendang yang terdiri dari 4 buah.
Dagu (大鼓 dà gǔ) – gendang besar.
Bozi (鈸子 bó zǐ) – simbal
Luo (鑼 luó) – gong
Muyu (木魚 mù yú) – wooden fish dari kayu. (henky honggo)
Berita Terkait