Zao An
Sejarah Pakaian Han Fu
Pakaian merupakan identitas diri yang utama dimana pun berada. Berbagai macam acara penting, mulai dari perkawinan
Penulis: Henky Honggo |
TRIBUNSUMSEL.COM - Pakaian merupakan identitas diri yang utama dimana pun berada. Berbagai macam acara penting, mulai dari perkawinan, hari raya, sampai berkabung juga ada. Dalam budaya Tionghoa, pakaian yang menjadi ciri khas adalah Qi Pao (旗袍 qí páo). Pakaian ini sebenarnya bukan berasal dari Tiongkok yang mayoritas suku Han (漢族 hàn zú), tapi dari bangsa Manchuria yang merupakan penguasa pada dinasti terakhir Qing (清代 qīng dài). Jadi, sebenarnya Qi Pao sendiri adalah pakaian dari etnis Manchuria. Busana dari suku Han sendiri adalah Han Fu (漢服 hàn fú) yang dipercaya sebagai cikal bakal pakaian tradisional bangsa dari Asia Timur seperti Jepang dan Korea.
Pakaian han fu sangat terkenal pada masa dinasti Tang, dinasti Song dan dinasti Ming. Dalam tiga periode ini, semua kaisar di Tiongkok memerintahkan untuk memakai han fu ini, termasuk dari kalangan minoritas. Pada masa dinasti Qing, pakaian han fu ini dihapus secara paksa dimulai pada abad ke 17 secara nasional, hanya beberapa daerah kecil saja yang masih mempertahankannya.
Asal Usul
Sejarah mencatat bahwa pakaian han fu ini sudah ada sejak 3000 tahun silam. Mulai dikenakan oleh oleh suku Han dari dinasti Xia (abad 21 SM sampai abad 16 SM) sampai dinasti Ming. Pakaian han fu sendiri adalah budaya yang dijunjung tinggi dan merupakan bagian dari perilaku sopan santun. Konfusius juga dianggap sebagai pengaruh yang sangat penting untuk perkembangan han fu sendiri, karena banyak kutipan mereferensi ke han fu.
Awal berdirinya dinasti Qing (1644 – 1911) merupakan awal lenyapnya penggunaan pakaian han fu. Perubahan politik pada saat itu yang membuat seluruh gaya pakaian berganti termasuk kaum pria yang harus setengah botak dan berkucir. Namun setelah jatuhnya dinasti Qing, pakaian Manchu dan kucir berganti pakaian gaya barat.
Bagi orang Tionghoa zaman dahulu, desain pakaian selalu berbeda di setiap kesempatan, dan selalu mengandung filsafat. Contohnya kelim pakaian di tengah punggung harus terjahit lurus yang mengisyaratkan orang tidak boleh bungkuk. Seluruh potongan harus dibuat melingkar yang artinya keharmonisan. Beberapa pakaian terdiri dari 12 bagian yang melambangkan 12 bulan dalam satu tahun.
Dalam pakaian han fu tidak menggunakan kancing, tetapi menggunakan tali tali pendek untuk mengencangkan pakaian. Bagian simpul pun harus diikat di sisi kanan, yang merupakan sisi “yang” dalam Taoisme. Apabila simpul diikat di sisi kiri, disebut dengan sisi “yin” yang artinya salah satu anggota keluarga baru meninggal.
Tali atau simpul ini sangat mudah digunakan karena disesuaikan dengan bentuk tubuh masing-masing. Pakaian han fu sendiri lebih mudah pas di badan daripada pakaian modern yang sesuai dengan bentuk tubuh.
Cheong Sam
Pakaian wanita qi pao peninggalan bangsa Manchu ini akhirnya berkembang pesat dan sekarang sudah masuk dunia internasional. Qi pao atau cheong sam sekarang disesuaikan dengan bentuk postur tubuh wanita, leher tinggi, lengkung leher baju tertutup, lengan baju pendek sampai panjang sesuai dengan kondisi. Kancing di sisi kanan, bagian dada dibuat longgar dan pinggang ramping. Semua ini dibuat untuk menonjolkan kecantikan dan keanggunan wanita. (henky honggo)