Enjoy GMT Palembang

Begini Cerita Pemain SFC Tentang GMT Dari Samarinda

Meski GMT tidak melewati kota Samarinda, namun tidak mengurangi antusias Asri Akbar dkk

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM/ HARYANTO
Pemain SFC melaksanakan salat Gerhana Matahari Total (GMT) di Samarinda 

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Haryanto

TRIBUNSUMSEL.COM, SAMARINDA- Momen Gerhana Matahari Total (GMT) yang jatuh pada hari Rabu (9/3) menjadi momen yang sangat ditunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali pungawa Sriwijaya FC.

Meski GMT tidak melewati kota Samarinda, namun tidak mengurangi antusias Asri Akbar dkk untuk turut menyaksikan dan menjadi saksi bersejarah peristiwa yang hanya terjadi 350 tahun sekali tersebut.

Sejak pagi hari, para pemain SFC pun secara kompak menuju masjid yang terletak tidak jauh dari hotel Mesra Samarinda untuk melaksanakan shalat gerhana.

“Awalnya tata cara shalat gerhana tidak kami ketahui, namun banyak info dari internet yang menerangkan dan bang Ridwan juga memberitahu kami,” ujar gelandang muda laskar wong kito, Ichsan Kurniawan.

Menurutnya, usai melaksanakan shalat gerhana berjamaah di masjid, rombongan pemain SFC pun langsung menyaksikan prosesi GMT yang berlangsung di sejumlah kota di tanah air melalui tayangabn televisi.

“Saya sampai takjub melihat kebesaran Allah SWT, rasanya manusia sangat kecil sekali dan entah kapan kita bisa seperti ini lagi,” tambahnya.

Jebolan eks SFC U21 ini pun tambah takjub setelah melihat antusias warga Palembang yang tumpah ruah turun ke jalan untuk menyaksikan proses GMT.

“Suasananya luar biasa, ribuan masyarakat hadir di BKB dan Ampera, sebelumnya mereka pun bersama-sama shalat gerhana di Masjid Agung, tentu ini sebuah promosi wisata yang baik untuk Sumsel,” tambahnya.

Namun Ichsan yang didampingi Airlangga berpesan bahwa momen GMT jangan hanya menjadi ajang euforia semata.

“Terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir, ini kutipan di kitab suci Al Quran. Jadi momen GMT ini seharusnya semakin mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, tidak boleh juga terlalu berlebihan,” tegasnya.

Kejadian lucu sendiri sempat terjadi sewaktu pemain SFC yang tidak memiliki kacamata khusus untuk melihat GMT akhirnya memilih cara berbeda dan mengundang gelak tawa.

Ada yang memodifikasi kantung kresek sehingga menyerupai kacamata, ada juga percaya diri dengan kain hingga potongan karton. “Disini kan tidak lewat GMTnya, jadi tidak terlalu berbahaya jika melihat tanpa kacamata, tapi keseruan tetap terjaga dengan ide kreatif,” pungkas Ichsan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved