Enjoy GMT Palembang
Begini Caranya Mahasiswa Unsri Buat Kacamata Khusus GMT
Filter sinar ultraviolet didatangkan langsung dari
TRIBUNSUMSEL.COM,INDERALAYA- Mahasiswa fakultas MIPA Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tergabung dalam komunitas masyarakat astronom (KMA), menciptakan kacamata khusus Gerhana Matahari Total (GMT).
Kacamata khusus untuk melihat terjadinya fenomena alam GMT itu, hanya terbuat dari bahan baku kertas karton dan filter sinar ultraviolet.
Khususnya, untuk bahan baku kertas karton telah didesain menyerupai bentuk kacamata pada umumnya.
Pembuatan kacamata ini bekerjasama dengan pakar astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pihak Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN),.
Filter sinar ultraviolet didatangkan langsung dari LAPAN. Proses pembuatan kacamata, dipraktekkan oleh mahasiswa Fakultas Mipa Unsri bertepatan dengan kegiatan kuliah diskusi mengenai fenomena yang sangat langka terjadi.
Kegiatan kuliah diskusi berlangsung di ruang rapat KPA lantai 2 Unsri Inderalaya, selaku pembicara yakni pakar astronom ITB dan Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional.
Menurut Wili Anta Kusuma (21), mahasiswa semester 6 Fakultas Mipa Unsri yang merupakan anggota pembuat kacamata GMT mengatakan, proses pembuatan kacamata tidak terlalu rumit.
Kemudian, dari sisi materi yang diperlukan hanya merogoh kocek senilai Rp 10 ribu perkacamata.
"Pada intinya, bahan pembuatan kacamata khusus melihat GMT ini, merupakan kombinasi kertas karton dengan filter sinar ultraviolet. Kedua bahan tersebut telah dirancang menyerupai bentuk kacamata pada umumnya," tutur Wili, Senin (7/3/2016).
Ia menambahkan, sejak dimulainya pembuatan kacamata GMT pada awal Maret lalu, sampai dengan saat ini, telah 200 lebih kacamata siap dipasarkan.
Dari 200 lebih kacamata yang telah dibuat, umumnya telah dibagikan ke sekolah-sekolah pada kegiatan sosialiasi.
"Selain itu, ada juga sebagian dijual, dengan harga senilai Rp 15 ribu perkacamata," tambahnya.
Alhasil, banyaknya minat warga yang tertarik dengan kacamata tersebut, sempat membuat mahasiawa kewalahan. Karena, bahan baku yang tidak terlalu banyak ditambah dengan jumlah peminat kacamata yang tergolong tinggi.
"Umumnya, peminat kacamata GMT dari kalangan usia remaja sampai anak-anak," ujar Wili, seraya mengatakan, hasil karya pembuatan kacamata ini, dipersiapkan untuk mengikuti ajang sains teknologi yang dijadwalkan berlangsung Mei nanti.
Sementara itu, ditambahkan dosen Fakultas Mipa Unsri Drs Arsari MSC menerangkan, fenomena alam GMT merupakan kejadian langka.