Zao An

Kisah Romantis Sam Pek Eng Tai

Cerita cinta yang ada di dunia ini, memang tidak ada habis-habisnya dibahas. Termasuk juga cerita romantik dari negeri tirai bambu ini

Penulis: Henky Honggo |
Kisah Sam Pek Eng Tai 

TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita cinta yang ada di dunia ini, memang tidak ada habis-habisnya dibahas. Termasuk juga cerita romantik dari negeri tirai bambu ini. Kisah sepasang anak manusia dari dua kasta yang berbeda, dengan lika liku hidupnya. Mereka adalah cerita Sam Pek Eng Tai yang juga dikenal di Nusantara ini. Bahkan beberapa teater terkenal pun pernah membuat pertunjukan kisah romantis kedua insan ini.

Asal Muasal Cerita
Dahulu kala negeri Tiongkok di provinsi 浙江 (zhè jiāng) ada sebuah keluarga bermarga 祝 (zhù). Keluarga ini merupakan keluarga bangsawan dan mempunyai seorang putri yang cantik bernama 英台 (yīng tái), ingin sekali bersekolah, tapi dilarang oleh ayahnya. Namun hal tersebut tidak membuatnya bersedih, dia mencoba berbagai cara untuk untuk diizinkan sekolah. Suatu hari Ying Tai berpura-pura sakit, sehingga ayahnya memanggil peramal untuk menyembuhkan sakit putrinya, kata peramal tersebut, akan sembuh jika diberi izin untuk sekolah. Maka dengan terpaksa, Ying Tai diberikan izin untuk sekolah. Pada saat perjalanan ke sekolah, Ying Tai yang berpenampilan menyamar sebagai seorang “laki-laki” (karena pada saat itu wanita tidak boleh bersekolah), bertemu dengan seorang pemuda yang bernama 梁山伯 (liáng shān bó). Keduanya berjanji untuk saling menjaga satu sama lain bagaikan kakak dan adik.

Semasa sekolah Shan Bo dan Ying Tai adalah murid yang rajin. Ying Tai yang pandai dalam menyamar ini, tidak dicurigai oleh siapa pun termasuk Shan Bo. Secara diam-diam Ying Tai jatuh hati pada Shan Bo, tapi gejolak hati selalu ditahan karena penyamaran ini. Setelah bertahun-tahun sekolah, Ying Tai tidak pernah pulang ke rumah orang tuanya. Suatu ketika, Ying Tai menerima surat dari rumahnya yang mengabarkan bahwa ayahnya menderita sakit keras dan disuruh pulang. Kegelisahan yang ada pada hati Ying Tai adalah jika sudah pulang ke rumah, tidak dapat lagi kembali ke sekolah, dan terutama adalah tidak bisa bertemu kembali dengan Shan Bo.

Dengan berat hati, Ying Tai berterus terang kepada gurunya bahwa dirinya adalah seorang wanita, dengan menyamar sebagai laki-laki, sehingga dapat bersekolah. Beruntung sekali Ying Tai mempunyai guru yang baik hati dan tidak murka padanya. Ying Tai menitipkan sebuah kipas untuk diberikan kepada Shan Bo melalui gurunya. Pada saat perpisahan karena harus pulang ke rumah orang tuanya, Ying Tai memberikan isyarat kepada Shan Bo bahwa dirinya adalah seorang gadis. Namun sayang sekali Shan Bo tidak mengerti isyarat yang diberikan padanya. Sebelum berpisah Ying Tai mengatakan akan menjodohkan Shan Bo kepada adiknya, dengan syarat Shan Bo harus datang sendiri untuk melamarnya.

Rindu Melanda
Sekian lama sudah setelah Ying Tai pulang ke rumah orang tuanya, Shan Bo merasa sangat kehilangan, dan meminta izin kepada gurunya untuk berkunjung ke rumah Ying Tai. Pada saat tersebut, sang guru memberikan kipas yang dititipkan untuk Shan Bo, dan menjelaskan bahwa Ying Tai adalah seorang gadis yang menyamar. Tak diduga, Shan Bo betapa terkejutnya mendengar berita tersebut. Akhirnya Shan Bo mengerti apa yang dimaksud oleh Ying Tai, dan berkeinginan untuk melamarnya. Shan Bo meminta izin pamit kepada gurunya untuk pergi ke rumah Ying Tai.

Di keluarga 祝 (zhù) rupanya sedang disiapkan acara perjodohan Ying Tai dengan putra bangsawan dari keluarga 馬 (mǎ). Ying Tai sebenarnya menolak acara perjodohan ini, karena merasa sudah punya kekasih, namun apa boleh buat ayahnya memaksa perjodohan ini. Apa daya Ying Tai tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolaknya. Tidak lama kemudian Shan Bo sampai di rumah keluarga Zhu dan berhasil bertemu dengan Ying Tai, dan menyampaikan niatnya untuk melamar Ying Tai. Tapi apa boleh dikata, Ying Tai sudah dijodohkan dengan putra dari keluarga Ma. Shan Bo tidak bisa menerima hal ini, dan mengalami kehilangan semangat hidup, jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Sebelum meninggal, Shan Bo berpesan minta dikuburkan dipinggir jalan yang akan dilalui oleh pengantin.

Upacara pernikahan pun berlangsung, saat arak-arakan pengantin wanita, melewati kuburan Shan Bo, Ying Tai meminta izin untuk memberikan penghormatan terakhir. Ying Tai turun dari tandu dan berdiri di depan makam. Tiba-tiba terjadi angin kencang dan hujan deras serta suara halilintar yang bergemuruh. Makam Shan Bo terbelah menjadi dua, Ying Tai melihat kejadian ini langsung terjun ke lubang makam tersebut, setelah itu makam langsung tertutup kembali. Setelah makam tertutup, langit kembali terang, seakan tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian, dari balik makam tersebut muncul sepasang kupu-kupu cantik yang dianggap sebagai jelmaan dari Shan Bo dan Ying Tai. (henky honggo)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved