Saya Tidak Ingin Kaya Jika Tidak Mengkayakan Orang Lain

Saya merenung, apa yang salah. Akhirnya saya tahu bahwa sebenarnya orang tidak akan sukses jika hanya ingin sukses sendiri, ya kecenderungannya orang

TRIBUNJOGJA.com | MONA KRIESDINAR
Eko Dadiek Suryadi pendiri lembaga non formal Socialpreneur Kompatriot Indonesia 

Dadiek semakin yakin, hingga ia memutuskan untuk mematenkan produknya dan mulai dijual ke pasaran melalui kios-kios kecil.

Baru saja mulai beranjak, usahanya ini sempat terguncang akibat erupsi merapi tahun 2010 lalu. Padahal saat itu ia baru saja mulai membangun kios penjualan pupuk sendiri.

Dampak erupsi merapi tak hanya dirasakan Dadiek. Banyak pula petani gagal panen lantaran lahan pertaniannya rusak terkena abu vulkanik. Para petani yang selama ini dirugikan lantaran ulah tengkulak pun kian menderita dengan kondisi yang tak menguntungkan tersebut.

Berbekal niat ingin membantu para petani, ayah dari Lukman Nur Hakim ini pun kemudian menggulirkan ide lainnya yang boleh dibilang cukup berani yakni program Bina Tani Makmur Siap, yaitu siap menyalurkan pupuk, benih dan obat-obatan tanpa dikenakan bunga.

Ia menawarkan produk pupuk dan benih tanaman kepada para petani dengan metode pembayaran fleksibel, lantaran para petani boleh membayar kapan saja mereka mampu setelah panennya berhasil. Ia juga melakukan pendampingan tanpa memungut biaya.

Belum cukup sampai disitu, Dadiek juga membantu para petani untuk memasarkan produk mereka langsung ke pasaran. Dengan begitu, para petani mendapatkan penghasilan lebih tinggi lantaran terlepas dari permainan harga tengkulak.

Keberhasilan ini juga dibarengi dengan kesuksesan penjualan pupuk cair dengan jumlah produksi antara 200 hingga 300 drum sebulan.

Hingga sekarang, setidaknya sudah ada 20 kios yang tersebar di Magelang, Bantul, Sleman, Temanggung, kendal, dan beberapa daerah lainnya. Semuanya dilakukan dengan memberdayakan para petani lokal bahkan mereka dilibatkan dalam proses pengolahan dengan gaji Rp 25 ribu per hari.

Usahanya pun merambah ke sektor lainnya semisal produksi madu dan peternakan cacing yang tersebar di Kecamatan Dukun, Sawangan, Desa Banyudono, Ngadipuro dan Kalibening.

Produknya pun kian beragam. Tak hanya pupuk cair dan kompos, namun adapula berbagai jenis benih tanaman, kalsium super, kalsium cair, biopest dan pestisida nabati yang diproduksi dibawah bendara PT Agro Era Nusantara.

Menghimpun Remaja Potensial

Dengan pencapaian yang sudah diperoleh ini, Dadiek bersama dengan BNI Syariah kemudian meresmikan komunitas sekaligus lembaga nonformal pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bernama Kompatriot Indonesia Socialpreneur Center pada 28 Oktober 2015 lalu.

Melalui wadah yang kini sudah memiliki cabang di 23 kota ini, Dadiek menghimpun remaja-remaja potensial untuk mengembangkan idenya. Ia membuka kesempatan untuk mereka yang putus sekolah, anak yatim, maupun mereka yang tak memiliki modal.

Namun sebelum memeroleh bantuan modal, para kader potensial harus melalui tahapan evaluasi potensi. Kemudian diberikan pendampingan, pelatihan entrepreneurship dan wawasan kebangsaan hingga bantuan modal untuk membuka usaha riil dengan dukungan dari BNI Syariah melalui program Hasanah Empowerment 2015.

"Syaratnya, mereka memang benar-benar ingin maju, kemudian rela menyisihkan sebagian hasil usahanya untuk membantu kader-kader yang lainnya sehingga makin banyak yang mentas. Karena di sini ya intinya, sama-sama saling bantu, maju bareng-bareng," tambahnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved