Angin Puting Beliung, Anak-anak di PALI Berlari Menyelamatkan Diri

Kencangnya tiupan angin, berakibat menumbangkan puluhan pohon, bahkan pohon kapuk berusia puluhan tahun itu juga ikut tumbang.

TRIBUN SUMSEL.COM/ARI WIBOWO
Pasca angin Puting Beliung, anak-anak melihat pohon kapuk tumbang tak jauh dari permukiman penduduk, Senin(16/11/2015) sore. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Ariwibowo

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Hujan deras disertai angin kencang membuat warga Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) berlari masuk ke rumah untuk menyelamatkan diri dari terjangan angin puting beliung, Senin(16/11) sore.

Informasi yang dihimpun Tribun, dari warga setempat, angin kencang itu berlangsung sekitar 30 menit, tepatnya pukul 17.00 (16/11).

Kencangnya tiupan angin, berakibat menumbangkan puluhan pohon, bahkan pohon kapuk berusia puluhan tahun itu juga ikut tumbang.

Selain itu juga ratusan genting rumah warga Desa Tempirai Barat, Tempirai Timur dan Tempirai Induk dan wilayah Kecamatan Penukal Utara, berhamburan jatuh ke tanah. Musibah ini membuat rumah warga mengalami rusak ringan dan sedang.

Informasi dari warga Dusun III Desa Tempirai Induk Keca‎matan Penukal Utara, Darwis Novirno (28), saat terjadi angin kenangan puluhan anak-anak yang saat itu sedang bermain air hujan langsung masuk berlari dan masuk ke rumah, untuk menghindari tertimpa pohon dan jatuhnya genting di rumah panggung warga.

"Tiupan angannya sangat kencang, kalau kami menyebutnya itu angin puting beliung, bahkan anak-anak yang sedang bermain di sore hari berlari masuk ke rumah, setelah mereka di panggil orangtuanya untuk pulang," kata Darwis, Selasa(17/11/2015).

Lanjut Hari, selain menjatuhkan genting rumah warga pohon kapuk yang berdekatan tempat sumur mandi warga untuk keperluan sehari juga ikut tumbang sampai akar keluar dari tanah.

"Pohon kapuk itu, untung tumbang ke arah berlawanan dengan sumur tempat mandi warga, kalau tumbang ke arah sumur itu, bisa jadi menelan korban jiwa pada saat itu ada orang sedang mandi," ujar Darwin.

Ia menambahkan, akibat genting berjatuhan dan atap seng melayang, membuat dalam rumah warga menjadi basah, bahkan satu rumah warga nyaris roboh karena kondisi rumah tidak tegak seperti semulanya alias condong.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved