BNPB Bilang Pemadaman Titik Api di Sumsel Tergolong Lambat

Jika bahan kimia ini efektif, pemadaman seluruh titik api akan menggunakan bahan tersebut.

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
TINJAU KEBAKARAN LAHAN - Presiden RI Joko Widodo bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo , Kapolri Jenderal Pol Badarudin Haiti, Menteri PU Basuki Hadimujono dan Gubernur Sumsel Ir Alex Noerdin meninjau langsung titik api di Desa Geronggong, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (6/9/2015). Penanggulangan kabut asap akan lebih ditingkatkan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana menguji coba pemadaman titik api di Sumatera Selatan dengan menggunakan bahan kimia. Menurut Kepala BNPB Willem Rampangilei, bahan kimia yang akan digunakan untuk pemadaman api ini mampu menurunkan temperatur secara drastis dan mengurangi asap.

"Salah satu tantangan pemadaman lahan gambut, proses pemadamannya pasti menghasilkan asap. Sekarang saya akan bawa 40 ton chemical (bahan kimia) untuk memperkuat pemadaman, menurunkan temperatur drastis dan mengurangi asap," kata Willem dalam jumpa pers di Kantor BNPB di Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Jika bahan kimia ini efektif, pemadaman seluruh titik api akan menggunakan bahan tersebut. Kendati demikian, Willem tidak menyebutkan nama bahan kimia yang dimaksudkannya.

Ia menyampaikan bahwa bahan kimia ini merupakan hasil riset luar negeri yang dikembangkan ilmuan Indonesia bernama Randall Hartolaksono. Nantinya, menurut Willem, zat kimia berupa bubuk tersebut dicampurkan dengan air dan disemprotkan melalui pengeboman air di udara.

"Water bombing, dia ngambil airnya tetapi nyampurnya ini yang bagaimana, bukan berarti chemical menjadi lebih gampang. Itu bisa dipakai di damkar, ada tempat tertentu yang enggak bisa di damkar," kata Willem.

Ia juga menyampaikan bahwa uji coba bahan kimia akan dilakukan di Sumatera Selatan mengingat titik api di daerah ini sulit dijinakkan. Willem bahkan menyebut pemadaman di Sumsel, terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong lambat.

"Dari citra satelit yang kami amati dalam dua hari terakhir, yang pertama di Sumsel, khususnya di Ogan Komering Ilir (OKI), pemadamannya lambat sekali," kata dia.

Kendati demikian, BNPB sejauh ini masih mengalami kendala teknis membawa bahan kimia tersebut ke lokasi titik api di Sumsel.

"Saya sementara mencari transportasinya ke sana bagaimana. Menurut yang punya, butuh satu minggu, jadi baru bisa minggu depan," ujar Willem.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved